New York (ANTARA News) - Pengarang buku laris Harry Potter, JK Rowling, menyatakan, Rabu, dirinya merasa agak sedih, namun juga lega sehubungan dengan kian mendekatnya akhir buku ketujuh dan terakhir serial tentang bocah penyihir itu. "Pada satu hal, saya akan merasa sedih. Harry telah menjadi bagian yang luar biasa dari hidup saya dan itu merupakan tahap penuh goncangan dari hidup saya dan ia selalu begitu," kata Rowling, 41 tahun, dalam acara pembacaan buku di New York. "Namun begitu, juga ada perasaan terbebas karena ada tekanan dalam menulis sesuatu yang populer," katanya, seperti dikutip AFP/DPA. Pengarang milyarder tersebut sudah mengungkapkan dua tokoh dalam novelnya akan mati pada buku terakhir, namun menolak untuk memberikan rincian. "Saya kira beberapa orang akan membenci hal itu, namun sejumlah orang akan menyukai," katanya. Kegiatan syuting sudah dimulai pada "Harry Potter and the Order of The Phoenix", buku kelima dari serial Harry Potter yang diangkat ke layar lebar. Permohonan dua pengarang Dua pengarang terkemuka AS, John Irving dan Stephen King, telah mengajukan permohonan kepada Rowling, Selasa, agar tak membunuh bocah penyihir Harry Potter dalam buku terakhirnya, namun Rowling tidak memberikan janji apapun. "Saya berdoa untuk Harry," ujar Irving, dalam jumpa pers bersama sebelum acara pembacaan buku amal oleh tiga penulis di Radio City Music Hall, New York. Pengarang "The World According to Garp" itu dan berbagai buku laris lainnya mengemukakan dirinya dan King merasa seperti "musik pengantar" bagi Rowling. King yang mendulang sukses pada 1974 lewat bukunya "Carrie", mengatakan dirinya merasa yakin Rowling akan bersikap "adil" terhadap tokoh hero-nya. Buku serial Harry Potter karya pengarang Inggris itu hingga sejauh ini telah terjual sebanyak 300 juta buku di seluru dunia, kata penerbitnya. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006