Baghdad (ANTARA News) - Dua ledakan bom pinggir jalan di daerah pinggiran kota Tuz Khurmatu, Irak utara, Jumat, menewaskan sedikitnya 13 orang, sebagian besar anak-anak, kata polisi dan wali kota.

Satu bom meledak di sebuah jalan menuju kota itu dan ledakan kedua terjadi ketika penduduk bergegas ke lokasi tersebut, kata mereka.

Ledakan-ledakan itu juga mencederai 18 orang, termasuk seorang bayi, tambah sumber-sumber itu.

Tuz Khurmatu merupakan kota berpenduduk mayoritas Kurdi yang terletak di kawasan sengketa di Irak utara, dimana provinsi otonomi Kurdi dan pemerintah pusat di Baghdad bersaing memperebutkan kekuasaan.

Di tempat lain di Irak, empat prajurit, termasuk seorang kapten, tewas Jumat di kota Mosul, Irak utara, kata polisi dan petugas medis.

Pemboman terakhir itu terjadi ketika kelompok Al Qaida mengklaim bertanggung jawab atas gelombang serangan bom di Baghdad pada Rabu, dimana kekerasan di seluruh Irak menewaskan 75 orang.

Kelompok militan Al Qaida di Irak, Negara Islam Irak, menyatakan, serangan-serangan itu dilakukan sebagai pembalasan atas eksekusi bulan ini terhadap orang-orang yang dituduh melakukan pelanggaran yang berkaitan dengan teror.

Lebih dari 600 orang tewas dalam kekerasan di Irak sepanjang bulan ini, menurut hitungan AFP.

Serangan-serangan di Irak meningkat tahun ini, khususnya sejak operasi keamanan 23 April di sebuah lokasi protes Arab Sunni anti-pemerintah yang menyulut bentrokan-bentrokan yang menewaskan puluhan orang.

Kekerasan Jumat itu merupakan yang terakhir dari gelombang pemboman dan serangan bunuh diri di tengah krisis politik antara Perdana Menteri Nuri al-Maliki dan mitra-mitra pemerintahnya dan pawai protes selama beberapa pekan yang menuntut pengunduran dirinya.

Lebih dari 800 orang tewas dalam serangan-serangan selama Ramadhan, yang telah menjadi salah satu bulan paling mematikan di Irak.

Berdasarkan data yang dihimpun PBB dan pemerintah Irak, Juli merupakan bulan paling mematikan dalam lima tahun dengan jumlah korban tewas lebih dari 1.000 orang.

Jumlah kematian akibat serangan-serangan di Irak melampaui 3.600 orang sejak awal tahun ini.

Gelombang serangan di Irak meningkat sejak awal tahun ini, dan menurut laporan PBB, lebih dari 2.500 orang tewas dari April hingga Juni saja, jumlah tertinggi sejak 2008.

Jumlah kematian pada Maret mencapai 271, sementara sepanjang Februari, 220 orang tewas dalam kekerasan di Irak, menurut data AFP yang berdasarkan atas keterangan dari sumber-sumber keamanan dan medis.

Irak dilanda kemelut politik dan kekerasan yang menewaskan ribuan orang sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember 2011, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.

Selain bermasalah dengan Kurdi, pemerintah Irak juga berselisih dengan kelompok Sunni.

Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember 2011 mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.

(M014)

Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013