Sanur Bali (ANTARA News) - Departemen Perdagangan akan mengembangkan program Koridor Ekonomi Kreatif untuk memberi nilai tambah kepada produk yang dihasilkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi. Hal ini diutarakan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam Rakornas Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Mikro-Kecil Kabupaten/ Kota seluruh Indonesia di Sanur Bali, Kamis. Menurut Mari, program ini dibuat untuk menciptakan kreatifitas dalam kegiatan ekonomi seperti di sektor pertanian, industri bahkan kelautan. Produk seperti kopi, cocoa, dan biodisel tidak akan berkembang tanpa ada kreatifitas. Salah satu dari kreatifitas itu dengan menciptakan produk dengan rancangan terbaik (good design product) hal ini telah dilakukan oleh BUMN yang mengalokasikan 1-3 persen dari laba bersih untuk memperbaiki kualitas, kemasan, dan desain. Kreatifitas ini harus melibatkan sejumlah pemerintah daerah dan tidak bisa dilaksanakan sendiri misalnya mulai Tasikmalaya, Bandung, Cianjur, Bogor, bahkan sampai Jakarta, jelasnya. Konsep ini sebenarnya telah dikembangkan di Bandung melalui Distribution Outlet (Distro) dan ternyata berhasil padahal pelaksananya anak-anak muda yang jumlahnya 30-40 orang. Pemerintah sendiri merencanakan untuk menyediakan kios khusus bagi UMKM di pasar-pasar modern seperti Giant, Carefour, atau Hypermart. Dengan konsep ini diharapkan mereka dapat mengembangkan usaha ke luar negeri, jelasnya. Saat ini praktis produk Indonesia yang dikenal dunia baru Indomie dan Jamu Jago padahal masih banyak potensi yang dikembangkan seperti perangkat lunak, perhiasan, fashion, interior, film, design arsitek, design tata kota, sampai produk pertanian dan hasil alam. "Harus ada dalam kreatif ini peningkatan dari produk yang dihasilkan melalui perbaikan design, kemasan, serta merek (branding)," ucapnya. Saat ini, menurut Mari, sudah ada Hak Kekayaan Intelektual (Haki) sehingga UMKM yang memiliki kreatifitas terhadap produknya dapat mendaftarkan agar tidak ditiru. Namun kenyataannya belum seluruhnya berani sehingga 50 persen produk di Indonesia sebagian besar masih menggunakan produk yang dikembangkan luar negeri, jelasnya. Ide kreatif ini sebenarnya telah dikembangkan sejak tahun 2002 serta akan dilaksanakan sampai 2010 dengan tujuan meningkatkan daya saing UMKM terhadap produk luar, jelasnya. Konsep kreatif ini saat ini telah dijalankan terhadap 120 UMKM dan sebagai proyek percontohan nantinya akan diseleksi yang terbaik untuk diikutkan dalam Pameran Produk Ekspor 2006.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006