Putrajaya (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya pada sidang darurat Organisasi Konferensi Islam (OKI) menegaskan komitmen Indonesia yang siap mengirimkan satu batalion pasukan TNI sebagai pasukan perdamaian PBB di Libanon. "Pada saat aturan-aturan untuk itu bisa dilaksanakan melaui konsultasi dengan pemerintah Libanon, kita siap untuk mengirimkan satu batalion," kata Presiden dalam pernyataan tertulisnya pada sidang darurat OKI di Putrajaya, Malaysia, Kamis. Menurut Presiden, pasukan perdamaian PBB di wilayah selatan Libanon diperlukan untuk memastikan terjadinya gencatan senjata. Bagian substansial dari pasukan perdamaian PBB, katanya, harus berasal dari negara-negara OKI. Presiden Yudhoyono menambahkan, Dewan Keamanan PBB harus mengambil langkah untuk menciptakan gencatan senjata dan membuat pasukan perdamaian untuk memastikan terjadinya gencatan senjata itu. Dalam kesempatan itu, Presiden secara tegas mendesak agar peperangan di Timur Tengah yang dilakukan oleh Israel segera dihentikan. Jika serangan itu terus berlanjut dikhawatirkan akan menimbulkan perlawanan radikalis di kalangan kaum muslim dunia, katanya. OKI, lanjut Presiden, juga harus berpartisipasi dalam mengkoordinasikan bantuan untuk rekonstruksi dan rehabilitasi Palestina dan Libanon. Indonesia, kata Presiden, telah mengalokasikan dana senilai satu juta dolar AS untuk bantuan makanan dan obat-obatan bagi Palestina. "Kita juga siap memberikan bantuan kemanusiaan kepada Leianon," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006