Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Izha Mahendra menegaskan bahwa pencalonan Yusron Izha Mahendra sebagai duta besar murni inisiatif Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, tidak ada perjanjian apapun baik dengan dirinya maupun Partai Bulan Bintang. 

"Saya melihat Yusron diangkat jadi Dubes di Jepang karena kemampuan, kecakapan dan keahliannya. Dia memang sangat pantas untuk jabatan itu. Jadi Yusron bukan diusulkan menjadi dubes karena dia adik saya, atau karena ada perjanjian (deal) khusus atau antara PBB dengan Partai Demokrat," kata Yusril Izha Mahendra di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya Presiden telah mengajukan nama Yusron Izha Mahendra yang merupakan adik kandung Yusril Izha Mahendra sebagai Duta Besar Indonesia untuk Jepang.

Menurut Yusril, pencalonan adiknya menjadi dubes di Jepang adalah murni inisiatif Presiden SBY sejak lama, bahkan sebelum Jusuf Anwar diangkat menjadi dubes di sana.

Yusron memperoleh gelar sarjana S1 Hubungan Internasional dari FISIP UI, gelar LLM dan PhD dari University of Tsukuba dan menulis disertasi dalam bahasa Jepang.

"Yusron memang pantas untuk posisi itu. Dia akan menjadi Dubes RI pertama yang fasih berbahasa Jepang dan paling mengerti tentang kultur, politik dan ekonomi Jepang," kata mantan Mensesneg ini.

Yusril juga menjelaskan bahwa Yusron telah menulis berbagai buku dalam bahasa Jepang dan diterbitkan di negara itu.

Selain itu, tambah Yusril, adiknya juga menulis beberapa buku tentang politik, ekonomi dan pertahanan yang diterbitkan di sini.

"Yusron pernah menjadi pengamat ekonomi Asia Timur di Televisi NHK, juga menjadi dosen di Universitas Chiba. Yusron mempunyai banyak teman politisi Jepang, termasuk PM Abe dan mantan PM Fukuda," kata Yusril.

Selain itu, Yusron juga pernah menjadi Wakil Ketua Komisi I DPR yang menangani masalah luar negeri. 
(J004/R007)

Pewarta: Jaka Suryo
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013