Jakarta (ANTARA News) - Badan Urusan Logistik akan mengupayakan untuk mempercepat impor kedelai setelah Kementerian Perdagangan memberikan izin importasi pada Jumat (30/8) lalu.

"Saya berusaha secepatnya, tetapi saya belum bisa berjanji karena masih dalam proses, sama halnya dengan daging perlu proses," kata Kepala Bulog Sutarto Alimoeso di sela-sela Rapat Koordinasi terkait pangan di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu.

Sutarto mengatakan upaya percepatan realisasi importasi kedelai tersebut untuk menjamin ketersediaan yang semakin langka dan memicu kenaikan harga kedelai.

"Kami sedang proses itu, tentunya sesuai dengan keadaan di lapangan. Mudah-mudahan kita segera dapat dan sekarang sedang dilakukan prosesnya," katanya.

Dia mengaku Bulog sudah mengajukan izin kepada Kemendag sejak lama, namun Kemendag baru mengeluarkan izin Jumat lalu.

"Kita sudah agak lama mintanya dan semua itu butuh waktu, kita gak mungkin negosiasi dalam arti penjajakan tanpa izin," katanya.

Sutarto menjelaskan kontrak importasi dengan Amerika Serikat (AS) sudah lama dilakukan, namun hal itu tidak bisa diupayakan tanpa ada izin.

"Kontrak untuk bisnis tidak mungkin riil (diwujudkan) kalau tidak ada izin. Jadi, sama dengan waktu kontrak bisnis dengan Australia dilakukan," katanya.

Menurut dia, importasi tidak perlu ditunda, meskipun Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan masih tersedia 350.000 ton kedelai di dalam negeri.

"Tidak perlu ditahan lagi, dengan dibebaskan impor akan datang lebih banyak," katanya.

Dia juga menampik kedelai impor sudah disimpan di dalam negeri.

"Ya enggak mungkin, izin saja baru keluar, untuk mendatangkan kedelai dari AS saja butuh waktu berapa hari. Bulog juga tidak bisa kalau baru penugasan, barang langsung ada. Itu kan bohong. Tidak `governance`," katanya.

Sutarto mengatakan upaya percepatan importasi kedelai tersebut juga untuk mengantisipasi aksi mogok pengrajin tahu tempe yang akan mogok pada 9-11 September mendatang.

Dia mengupayakan Oktober mendatang, kedelai impor sudah sampai di dalam negeri.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2013