Jakarta (ANTARA) - Langit abu-abu yang menggelayuti Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir, ternyata juga terjadi di tempat yang berjarak 11.868 kilometer, tepatnya di Liverpool.

Pasalnya, pada Jumat (26/1) silam, pelatih karismatik Juergen Klopp mengumumkan bahwa ia akan hengkang pada akhir musim ini. Pria Jerman yang telah mengarsiteki Si Merah sejak 2015 itu dipastikan mengakhiri kontraknya lebih awal, setelah sebelumnya sempat memperpanjang kontrak sampai 2026.

Kesedihan jelas tergambar di wajah semua penggemar Liverpool. Mantan pelatih Borussia Dortmund itu telah memiliki tempat tersendiri di hati para penggemar The Reds, berkat prestasi dan tingkah polahnya yang tergolong unik.

Klopp masih berpeluang mengukir namanya lebih dalam lagi di hati para penggemar Liverpool, terutama karena mereka masih berpeluang memenangi empat gelar pada musim ini.

Jika hal itu dapat terwujud, tidak berlebihan rasanya seandainya para penggemar menuntut agar Klopp dibuatkan patung di wilayah Stadion Anfield. Sebuah kehormatan yang telah telah lebih dahulu diterima pendahulunya yakni Bill Shankly dan Bob Paisley.

Masa depan abu-abu

Terlepas dari semua masalah emosional, sepak bola modern adalah urusan profesionalitas. Kepergian Klopp diperkirakan akan menghasilkan beberapa perubahan di komposisi tim, sebab mungkin beberapa pemain akan menyusul sang pelatih untuk meninggalkan Anfield.

Di luar para pemain, kru yang sudah dipastikan hengkang menyusul Klopp pada akhir musim adalah para staf kepelatihan. Liverpool telah mengumumkan bahwa para asisten Klopp, yakni Pepijn Lijnders, Peter Krawietz, dan pelatih pengembangan elit Vitor Matos akan pergi pada akhir musim 2023/2024.

Kepergian Lijnders agak sedikit mengejutkan, sebab ia sempat digadang-gadang akan menjadi sosok pengganti Klopp sebagai pelatih utama.

Baca juga: Lijnders: Gravenberchkembali ke performa terbaik seperti di Ajax

Selanjutnya: Bahasan menarik berikutnya



Bahasan menarik berikutnya adalah mengenai para pemain Liverpool, terutama pemain-pemain pilarnya.

Kapten Virgil van Dijk memberi jawaban mengambang saat ditanyai masa depannya setelah Klopp hengkang. Bek tengah asal Belanda itu mengatakan dirinya masih menunggu kabar mengenai pelatih baru sebelum nantinya akan mengambil keputusan.

Van Dijk merupakan sosok penting dalam Liverpool era kepelatihan Klopp, namun kontraknya saat ini hanya mengikatnya sampai musim panas 2025.

“Klub akan memiliki pekerjaan besar untuk dilakukan. Mengganti bukan hanya manajer tapi juga segenap staf, dan ada banyak hal lain yang akan harus dilakukan,” kata Van Dijk seperti dikutip dari BBC setelah Liverpool menang 5-2 atas Norwich City pada pertandingan Piala FA, Minggu.

“Saya sangat penasaran ke mana arahnya, namun saat itu diumumkan, kita akan mengetahui situasi kami,” tambahnya.

Pemain tersubur Liverpool Mohamed Salah dan wakil kapten sekaligus pemain lokal Trent Alexander-Arnold juga tengah memasuki 18 bulan terakhir dalam kontrak mereka.

Baca juga: Didekati Al-Ittihad, Mohamed Salah akan bertahan di Liverpool

Salah yang juga menjadi sosok penting kebangkitan Liverpool, kini sudah berusia 31 tahun, usia yang dinilai memasuki fase menua bagi pesepak bola. Terutama dengan tanggung jawab Salah sebagai pemain sayap.

Melihat tren para pesepak bola elit yang merapat ke Arab Saudi, bukan tidak mungkin Salah akan berlabuh di salah satu klub negara kerajaan itu. Terlebih sebagai seorang Muslim, ia dipastikan akan lebih mudah beradaptasi, tidak seperti mantan kaptennya Jordan Henderson yang telah kembali ke Eropa.

Sedangkan bagi warga lokal, Alexander-Arnold, dengan usianya yang telah menginjak 25 tahun, godaan untuk mencoba kompetisi di luar Inggris mungkin akan menarik baginya. Pihak klub pun mungkin akan menilai keputusan menjual Alexander-Arnold ke penawar tertinggi merupakan keputusan bisnis yang sangat menguntungkan.

Selain Salah dan Alexander-Arnold yang durasi kontraknya paling cepat mendekati akhir, pemain-pemain inti lainnya mayoritas diikat kontrak minimal sampai 2027, seperti Alisson Becker, Diogo Jota, Darwin Nunez, Joe Gomez, Wataru Endo, dan Luis Diaz. Hanya mitra Alexander-Arnold sebagai pemain sayap, Andrew Robertson, yang kontraknya akan habis pada 2026.

Klopp sendiri telah melakukan cuci gudang di lini tengahnya pada akhir musim lalu, dengan menjual Henderson, Fabinho, James Milner, Naby Keita, dan Alex Oxlade-Chamberlain. Sebagai pengganti, Si Merah mendatangkan Endo, Alexis McAlister, Ryan Gravenberch, dan Dominik Szoboszlai. Keputusan yang terbukti tepat melihat posisi Liverpool saat ini.

Baca juga: Klopp nikmati kemenangan Liverpool sebagai sore yang indah di Anfield

Selanjutnya: Calon suksesor Klopp



Calon suksesor Klopp

Di bursa pelatih, para pelatih papan atas tidak ada yang sedang menganggur saat ini. Jose Mourinho masuk dalam daftar pelatih papan atas, namun agak sulit membayangkan sosok yang pernah menjuluki dirinya sendiri sebagai “Si Istimewa” itu mengambil alih tongkat komando dari Klopp.

Terdapat sejumlah nama yang sempat dijagokan untuk menggantikan Klopp, mulai dari pelatih Brighton and Hove Albion Roberto De Zerbi, Unai Emery dari Aston Villa, arsitek RB Leipzig Marco Rose, dan dua sosok kesayangan publik Anfield Steven Gerrard dan pelatih Bayer Leverkusen, Xabi Alonso.

Jika dikerucutkan pada dua nama mantan punggawa Liverpool, nama Gerrard dan Alonso mungkin layak diunggulkan. Sayangnya di Liga Inggris, terdapat tren bahwa klub-klub yang dilatih mantan pemain legendarisnya gagal mencatatkan prestasi mengkilap.

Ole Gunnar Solksjaer di Manchester United dan Frank Lampard di Chelsea gagal menjawab ekspektasi tinggi manajemen dan para penggemar. Bahkan jika “kutukan” itu diperlebar cakupannya, Xavi Hernandes melempem di Barcelona, Andrea Pirlo tidak mampu berbuat banyak di Juventus, dan Gennaro Gattuso mungkin lebih dikenang dengan aksi marah-marahnya di AC Milan ketimbang raihan trofi.

Jika demikian kutukannya, maka Alonso lebih beruntung ketimbang Gerrard. Status legendaris Alonso tidak sekultus Gerrard, yang membela Liverpool sampai habis masa kegemilangannya.

Baca juga: Klopp sampaikan dukungan ke Steven Gerrard usai dipecat Aston Villa

Alonso dijual pelatih Liverpool saat itu, Rafael Benitez, ke Real Madrid pada 2009. Saat itu, ia masih merupakan gelandang 28 tahun dengan potensi segudang.

Dari segi prestasi, Gerrard tercatat baru satu kali membawa Rangers menjuarai Liga Skotlandia. Liga yang biasanya hanya diperebutkan oleh dua tim tradisional, yakni Rangers dan Celtic.

Sedangkan Alonso yang baru menjadi pelatih profesional pada 2019 juga belum pernah memenangi trofi apapun sebagai arsitek tim. Namun tim asuhannya, Leverkusen, saat ini, terhitung 30 Januari 2024, tengah memuncaki klasemen Liga Jerman dengan keunggulan dua poin atas tim raksasa tradisional, Bayern Munich.

Sayangnya, para penggemar Liverpool belum boleh bermimpi terlalu dini untuk mendambakan kehadiran Alonso, atau siapapun pengganti Klopp, merupakan pelatih papan atas. Sebab Liverpool pernah juga dinahkodai sosok seperti Roy Hodgson dan mantan pemainnya Kenny Dalglish pada periode keduanya, dengan torehan prestasi yang cukup mengenaskan.

Maka mungkin masa depan abu-abu pasca-Klopp akan menjadi masa berduka cita setelah kegemilangan dalam delapan tahun terakhir, atau justru harapan baru terhadap banjir gelar.

Baca juga: Klopp paparkan kunci kemenangan Liverpool lawan Arsenal di Piala FA

Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Junaydi Suswanto
COPYRIGHT © ANTARA 2024