Yogyakarta (ANTARA News) - Prof Dr Riswanda Imawan, Guru Besar Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta yang meninggal dunia Jumat, termasuk salah seorang pendobrak kefeodalan di lingkungan kampusnya, kata Rektor UGM, Prof Dr Sofian Effendi. Selain itu, menurut dia, Riswanda dikenal sebagai ilmuwan yang analisisnya tajam, terutama mengenai politik pemerintahan di Indonesia Riswana Imawan meninggal dunia dalam usia 51 tahun di Rumah Sakit Panti Rini, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sekira pukul 13.45 WIB, karena penyakit diabetes dan jantung. Beberapa waktu lalu, Sofian mengemukakan, Riswanda pernah berpesan kepada dirinya, agar kualitas UGM terus ditingkatkan, dan tidak puas dengan apa yang telah diraih dan nama besar UGM. Sementara itu, Prof Dr Sunyoto Usman yang juga pakar politik di UGM menilai bahwa Riswanda dikenal sebagai sosok yang sangat terbuka, dan pakar politik yang analisisnya tajam tidak hanya dalam kualitas, tetapi juga ketajaman dalam kuantitas. "Sebagai ilmuwan, ia sangat mendalami analisis secara kualitatif dan kuantitatif," ujarnya. Kata Sunyoto, menjelang akhir hayatnya Riswanda sebagai pribadi yang mudah bergaul itu banyak meluangkan waktu untuk aktivitas keagamaan. "Kegiatan religinya akhir-akhir ini cukup padat, setelah ia menunaikan ibadah haji," ujarnya. Rafif Pamenang (19), anak sulung Riswanda menuturkan, sejak sepekan lalu ayahnya mengeluh sakit. Keluarganya sudah menganjurkan, agar ia beristirahat, tetapi Riswanda tidak mau. Bahkan, ia mengemukakan, ayahnya pada Kamis malam masih memeriksa hasil ujian mahasiswanya, dan Jumat pagi menguji skripsi mahasiswanya. Setelah itu, Riswanda siangnya ke Bandara Adisutjipto untuk menuju Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), guna kegiatan penelitian. Tetapi, ia tiba-tiba terjatuh dan pingsan sekira pukul 12.10 WIB ketika sedang menunggu penerbangan. Riswanda langsung dibawa ke RS Panti Rini Kalasan yang lokasinya tidak jauh dari bandara, tetapi sekira pukul 13.45 WIB nyawanya tidak tertolong dan menghadap ke hadirat-Nya. Menurut Rafif, sudah cukup lama ayahnya menderita penyakit diabetes dan jantung. Jenazah Riswanda pada Sabtu (5/8) sekira pukul 11.00 WIB dijadwalkan disemayamkan di Balairung UGM, sebelum dimakamkan di Makam Keluarga UGM di Sawitsari, Condongcatur, Sleman. Riswanda yang lahir di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, pada 17 Januari 1955 meninggalkan tiga anak, yang semuanya laki-laki. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006