Tokyo (ANTARA News) - Dolar melemah di Asia, Jumat, karena investor menunggu data pekerjaan AS yang bisa memberikan petunjuk seputar waktu rencana penarikan program stimulus the Fed AS.

Greenback diambil 99,79 yen pada perdagangan siang di Tokyo terhadap 100,12 yen di New York, Kamis sore.

Euro menguat ke posisi 1,3134 dolar dari 1,3117 dolar, level terendah enam minggu yang dicapai di perdagangan AS, sementara itu terhadap yen merosot ke posisi 131,06 dari 131,35 yen.

Seorang dealer senior di sebuah bank besar Eropa mengatakan dolar kemungkinan besar akan melemah dan keluar dari wilayah 100-yen selama sesi tersebut, dengan kemungkinan penjualan yang didorong oleh investor yang telah membangun taruhan pada greenback yang melonjak.

Karena data pekerjaan swasta, Kamis, menunjuk membaiknya pasar tenaga kerja, analis dan pasar tajam menunggu laporan pekerjaan resmi Jumat untuk Agustus.

"Data AS selama beberapa hari terakhir akan menunjukkan bahwa Fed meruncing di FOMC berikutnya (Federal Open Market Committee) pertemuan menjadi semakin mungkin, tapi gaji malam ini sangat penting untuk keputusan Fed," Nasional Australia Bank mengatakan.

Ini bisa menjadi bagian terakhir dari data-data penting yang diterbitkan sebelum kebijakan Fed berikutnya pertemuan ditetapkan untuk September 17-18.

Kenaikan euro terjadi setelah itu jatuh Kamis berikut komentar dari Mario Draghi, Presiden Bank Sentral Eropa, yang mengatakan bank Dewan kebijakan telah membahas pemotongan suku bunga lebih lanjut di tengah kekhawatiran tentang pemulihan zona euro.

ECB mempertahankan suku bunga euro ditahan setelah konfirmasi bahwa zona mata uang tunggal telah ditarik keluar dari resesi 18 bulan.

"Sementara perkiraan pertumbuhan ECB telah direvisi sentuhan yang lebih tinggi, risiko masih ke downside (untuk euro), "kata bank Australia.
(S004)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013