Paris (ANTARA News) - Presiden Prancis Francois Hollande, Jumat (6/9), mengaku akan menunggu laporan penyelidikan PBB mengenai serangan senjata kimia di Suriah sebelum memutuskan campur tangan militer terhadap Damaskus, demikian dikutip FRANCE 24.

"Kita mesti menunggu laporan pemeriksa (PBB) sama seperti kita menunggu Kongres (AS)," kata Hollande setelah Pertemuan Puncak G20 di St. Petersburg, Rusia.

Presiden Prancis merujuk kepada pemungutan suara yang ditunggu di AS mengenai serangan militer, kata saluran berita Prancis itu.

Itu dapat berarti keterlibatan Prancis dalam serangan militer terhadap rejim Presiden Suriah Bashar al-Assad takkan diputuskan sampai paling cepat mendekati akhir September.

Para diplomat PBB telah mengatakan hasil analisis PBB mungkin belum siap sampai beberapa pekan ke depan.

Prancis dan Amerika Serikat adalah dua negara utama Barat yang mendorong dilancarkannya aksi militer sehubungan dengan dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah pada 21 Agustus. Washington dan Paris menuduh pemerintah Bashar sebagai pelaku serangan tersebut.

Namun, setelah Pertemuan Puncak G20, Hollande mengakui ada perbedaan pendapat antara para kepala negara mengenai siapa yang bertanggungjawab atas serangan gas sarin, demikian laporan Xinhua.

Hollande juga mengaku berniat mempersatukan koalisi semua negara agar mendukung campur tangan kalau Dewan Keamanan PBB tak bisa bersepakat.

(C003)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013