Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan belum memutuskan jumlah dana yang akan diambil dari penjualan Obligasi Negara RI (ORI) apakah diambil semua atau diambil sesuai dengan jumlah indikatif yang ditetapkan sejak awal sebesar Rp2 triliun. "Nanti kita lihat jumlah yang akan diambil dengan memperhatikan defisit di APBN," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani di Jakarta, Jumat. Ia mengatakan, hingga saat ini belum ada kesepakatan final berapa defisit di APBNP 2006. APBNP 2006 saat ini masih dalam pembahasan pemerintah dengan DPR. Hingga 3 Agustus 2006, permintaan terhadap ORI-001 atau yang juga dikenal sebagai surat utang negara (SUN) Ritel sudah mencapai hampir Rp3 triliun. Ketika ditanya apakah semua permintaan terhadap ORI dari investor kecil (pribadi) itu akan diterima semua, Menkeu mengatakan, investor yang meminta hingga Rp50 juta pasti akan mendapatkan ORI. "Yang di atas Rp50 juta itu punya banyak duit, mungkin bisa investasi ke yang lebih cocok," katanya. Sementara itu mengenai realisasi penerbitan SUN yang sudah melebihi dari target APBN 2006, Dirjen Perbendaharaan Depkeu Mulia Nasution mengatakan, pemerintah akan menerbitkan SUN sesuai dengan target APBNP 2006. Realisasi penerbitan SUN hingga saat ini telah mencapai sekitar Rp29,7 triliun padahal target netto APBN 2006 hanya Rp24,5 triliun. Dalam kesepakatan awal APBNP 2006 dinaikkan menjadi Rp35,77 triliun. Menurut Mulia, dalam bulan September 2006 akan ada SUN yang jatuh tempo sebesar Rp7 triliun sehingga jumlah SUN juga akan berkurang. Selain itu sebelumnya juga sudah ada pembayaran SUN yang jatuh tempo. "Sudah disesuaikan dengan perhitungan itu sehingga tidak ada kelebihan. Kita hanya menerbitkan sesuai dengan yang ditetapkan di APBNP," katanya. Menurut Mulia, hingga Nopember 2006, pemerintah akan tetap secara teratur menerbitkan SUN karena memang jumlah yang ditetapkan belum tercapai. "Kita akan secara teratur menerbitkan walupun targetnya mungkin tidak terlalu besar. Biasanya kalau sudah Desember itu sudah tidak menerbitkan lagi, berarti tinggal Agustus, September, Oktober, dan November," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006