Hong Kong (ANTARA News) - Pasar saham Asia menguat Senin karena data perdagangan China membaik dan menambah harapan prospek ekonomi global, sementara saham-saham Jepang disokong angka pertumbuhan lebih baik dan keberhasilan Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade 2020.

Data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan menimbulkan kekhawatiran seputar ekonomi nomor satu dunia tetapi juga meningkatkan harapan bahwa Federal Reserve akan menunda pengurangan program stimulusnya untuk sementara waktu.

Tokyo naik 1,89 persen saat istirahat, sementara bursa Hong Kong bertambah 0,96 persen dan Shanghai sebesar 1,40 persen lebih tinggi dan Sydney naik 0,25 persen pada sesi pertama setelah konservatif Liberal/Nasional koalisi memenangkan pemilihan umum akhir pekan di Australia. Saham Seoul naik 0,81 persen .

Data resmi China, Minggu menunjukkan ekspor melonjak 7,2 persen

tahun ke tahun menjadi 190,6 miliar dolar bulan lalu, jauh lebih baik dari pada 6,0 persen diperkirakan oleh para ekonom. Itu juga lebih baik dari kenaikan 5,1 persen pada Juli.

Investor menanggapi berita pertumbuhan China sebagai suatu kunci untuk membantu mendorong perekonomian banyak negara lain di wilayah ini. Dealer Tokyo di mana sudah dalam "mood" pada saat data diperkenalkan menunjukkan ekonomi tumbuh 0,9 persen selama triwulan sebelumnya (April -Juni), naik dari pembacaan awal 0,6 persen.

Berbasis tahunan ekonomi tumbuh 3,8 persen, kata pemerintah, naik

dari perkiraan pertama 2,6 persen. Angka tahunan menunjukkan tingkat pertumbuhan jika data membentang di sepanjang tahun .

"Olimpiade tersebut, Data ekspor China yang lebih baik dari perkiraan, dan data PDB yang lebih kuat semua mendukung pasar saat ini ," kata Haruhiko Kuramochi, ahli strategi Mizuho Securities, mengatakan kepada Dow Jones Newswires .

Nikkei juga didukung oleh pelemahan yen karena kepercayaan di global ekonomi melihat investor pindah ke aset berisiko tinggi mencari hasil yang lebih baik .

Dalam perdagangan forex awal dolar dibeli 99,62 yen terhadap 99,11 yen Jumat di New York . Euro berada di 1,3174 dolar dan 131,27 yen dibandingkan dengan 1,3180 dolar dan 130,62 yen.

Greenback mengalami "sell-off" pada Jumat setelah Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan ekonomi tersebut menambah 169.000 pekerjaan pada Agustus, di bawah proyeksi 177.000, demikian AFP melaporkan.

(SYS/S004)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2013