Sleman (ANTARA News) - Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta akan melakukan pengawasan ketat terhadap penjualan hewan kurban terutama yang berasal dari luar daerah untuk menjamin kesehatan dan kelayakan untuk dikonsumsi.

"Hewan kurban, khususnya sapi dari luar daerah yang masuk ke Sleman harus menyertakan surat keterangan sehat dari instansi terkait. Kami akan mengawasi ketat," kata Kepala Bidang Peternakan, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Suwandi Azis, Senin.

Menurut dia, pihaknya mengimbau masyarakat menghindari pembelian sapi untuk kurban dari daerah basah, termasuk wilayah Kabupaten Sleman sendiri karena berpotensi mengidap penyakit cacing hati.

"Sapi yang makanannya berupa jerami lebih tinggi potensinya mengidap cacing hati dibandingkan yang diberi pakan rumput. Jerami merupakan salah satu tempat berlindung bagi benih-benih cacing. Hindari pembelian ternak dari lahan basah. Sleman juga termasuk," katanya.

Ia mengatakan masyarakat yang ingin mencari sapi sehat lebih baik mencari dari daerah perbatasan antara Jawa Tengah dengan Jawa Timur seperti Cepu dan Bojonegoro.

"Daerah-daerah tersebut makanan ternaknya berupa rumput dari hutan, sehingga lebih kecil kemungkinan mengidap cacing hati," katanya.

Suwandi mengatakan, sampai saat ini masyarakat juga kurang memahami syarat-syarat hewan yang bisa dijadikan untuk kurban, seperti, yang sudah "poel" (dewasa) atau belum.

"Hewan yang sudah `poel` bila sudah tumbuh dua gigi permanen di depan, dan berumur lebih dari dua tahun. Tidak jarang penjual bilang sudah poel, tapi ternyata belum. Pembeli harus memperhatikan dan mengetahui ciri-cirinya," katanya.

Staff Seksi Kesehatan Masyarakat dan Veteriner, Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman Widya Nuswantoro mengatakan, untuk melakukan pengawasan peredaran hewan untuk kurban, pihaknya sudah menyiapkan 120 petugas.

"Selain itu juga ada 200 mahasiswa yang diusulkan untuk membantu pengawasan. Pengawasan mulai dari pasar tiban, sebelum hari raya dan saat pelaksanaan. Selama seminggu sebelum dan sesudahnya kami awasi terus," katanya.

Ia mengatakan, dari pengalaman tahun sebelumnya memang ada lebih dari 100 ekor sapi yang disembelih saat hari kurban mengidap penyakit cacing hati.

"Secara visual, kalau yang sudah sakit kronis, bulunya mudah rontok, mata sayu. Tapi, penyakit ini memang gampang-gampang sulit terdeteksi. Ada yang gemuk gagah, tapi ternyata berpenyakit cacing hati. Jadi, sebaiknya menyiapkan tiga bulan sebelum hari H, diobati dulu dan hindari memberi pakan berupa jerami atau rumput yang masih basah. Itu akan meminimalkan penyakit cacing hati," katanya.

(V001/Z003)

Pewarta: Victorianus S Pranyoto
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013