Tokyo (ANTARA News) - Jepang kemungkinan akan menempatkan sejumlah pegawai pemerintah di kepulauan sengketa di Laut China Timur untuk mempertahankan kedaulatan wilayahnya, kata juru bicara pada pucuk pemerintahan, Selasa.

Keputusan itu kemungkinan akan memicu kemarahan pihak China.

Hubungan antara dua negara ekonomi terkuat kedua dan ketiga di Asia itu semakin tegang terkait masalah kepemilikan kepulauan tidak berpenghuni yang berada dalam kendali Jepang namun juga diakui oleh kedua negara.

Kepulauan itu dikenal dengan nama Jepang, Senkaku atau Kepulauan Diaoyu dalam bahasa China.

Setahun yang lalu pada Rabu (11 September), pemerintah Jepang membeli tiga pulau dari pemilik swasta, sehingga menimbulkan kemarahan China dan memicu tindakan protes besar anti-Jepang atas pembelian tersebut.

Sejak itu pesawat dan kapal-kapal kedua negara bermain kucing-kucingan di seputar kepulauan, menimbulkan kekhawatiran bakal pecah konflik.

Ketua Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshihide Suga berbicara pada malam peringatan yang pertama (pembelian pulau) yang peka, mengatakan "Sangat disesalkan bahwa kapal-kapal pemerintah China berseliweran memasuki wilayah perairan yang diakui sebagai bagian dari Jepang."

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe membuat "tanggapan yang tenang dan pasti untuk membela kedaulatan negara kami," katanya seperti dikutip Reuters.

"Negara kami tidak akan pernah memberikan kesepakatan mengenai masalah kedaulatan," katanya.

Ketika ditanya apakah Jepang akan menempatkan pekerja secara tetap di kepulauan, Suga mengatakan "Itu adalah salah satu pilihan".

Dalam kejadian terakhir terkait pulau itu, tujuh kapal patroli China memasuki wilayah yang dianggap sebagai bagian dari perairan Jepang pada Selasa, kata petugas pengawas pantai.

Pada Senin Jepang menurunkan pesawat-pesawat jet tempur ketika melihat ada pesawat tanpa-awak terbang mendekati Jepang dari arah Laut China Timur.

Belum jelas dari negara mana pesawat tersebut berasal, tapi kementerian Luar Negeri Jepang melakukan penyelidikan ke pihak China, kata Suga.

Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera pada Senin mengatakan bahwa Jepang akan menjaga pulau itu dalam perayaan pertama pembeliannya.

Tanggal 11 September adalah hari ketika ketegangan Jepang-China menjulang.
(M007)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013