Jerusalem (ANTARA News) - Sehari setelah pemimpin tinggi Hizbullah mengancam akan melancarkan serangan roket di Tel Aviv, pesawat tempur Israel, kemarin, membom kubu Hizbullah di Beirut selatan, daerah Kristen di Lebanon utara dan daerah di dekat perbatasan Suriah, sehingga menewaskan 23 orang dalam satu serangan. Pemboman terhadap ibukota Lebanon tersebut dilanjutkan pada hari kedua dan jet Israel menghancurkan empat jembatan di jalan utama utara-selatan di kota pelabuhan Jounieh, yang terletak 20 kilometer di sebelah utara Beirut di pusat daerah Kristen. Empat warga sipil dan seorang prajurit Lebanon tewas dan 19 orang lagi cedera dalam serangan udara terhadap daerah Kristen, sementara seorang prajurit Lebanon tewas dan enam lagi cedera dalam pemboman terhadap bandar udara Beirut pinggirannya Jumat malam. Hizbullah menyatakan pejuangnya telah menewaskan enam prajurit Israel dalam pertempuran di beberapa desa perbatasan tapi tak ada reaksi mengenai pernyataan itu dari militer Israel. Di perbatasan Suriah-Lebanon, beberapa rudal menghantam satu gudang tempat pekerja pertanian sedang memuat sayuran, sehingga 23 orang tewas. Perluasan serangan udara Israel ke daerah Kristen, yang sebagian besar sejauh ini tak tersentuh, dilancarkan sehari setelah pemimpin Hizbullah Syeikh Hassan Nasrallah mengancam dalam pidato melalui televisi agar menembakkan roket ke Tel Aviv, kalay Israel menyerang kota Beirut. "Jika anda membom ibukota kami, kami akan membom ibukota anda ... ," katanya. Pejuang Hizbullah menembakkan 45 roket dalam waktu setengah jam ke dalam wilayah Israel utara, dan menewaskan dua orang. Serangan tersebut menambah jumlah korban jiwa di Israel jadi 72, termasuk 43 prajurit. Selama beberapa hari terakhir, Hizbullah telah menembakkan lebih dari 230 roket ke dalam wilayah Israel. Nasrallah telah menawarkan akan mengakhiri serangan roket itu kalau Israel menghentikan pemboman udaranya, tapi Duta Besar Israel untuk PBB Dan Gillerman menggambarkan tindakan tersebut sebagai "tanda kelemahan". Gillerman, yang merujuk kepada ancaman Nasrallah untuk menyerang Tel Aviv, berkata, "Kami siap menghadapinya, dan saya yakin bahwa ia (Nasrallah) --serta penajanya-- menyadari konsekuensi melakukan tindakan yang segila dan tak terbayangkan seperti itu," demikian PTI melaporkan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006