Jakarta (ANTARA News) - Jamaah haji penderita diabetes disarankan tidak mengkonsumsi banyak makanan berkadar gula tinggi selama melakukan aktifitas di Tanah Suci.

"Kurma boleh, tapi karena kadar gula sederhana (fruktosa dan dekstrosa) dikandungnya bisa membuat kadar gula darah melonjak, maka disarankan makan kurma itu sehari hanya lima butir saja," kata Kepala Divisi Metabolik dan Endokrinologi Departemen Penyakit Dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Em Yunir, SpPD, K-EMD di Jakarta, Rabu.

Selain memperhatikan asupan gula yang masuk, jamaah haji penderita diabetes juga harus memperhatikan asupan makanan selama beribadah.

"Perhatikan makan, harus sama seperti yang biasa dikerjakan pasien, jam makannya juga diperhitungkan," ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan Yunir, dalam perjalanan wukuf kemungkinan jam makan jamaah akan mengalami keterlambatan. Oleh karena itu, jamaah harus menyiapkan makanan cadangan yang bisa dibawa.

Semua jenis makanan boleh dibawa, asalkan memenuhi standar asupan kalori per hari yakni sekitar 1.300-1.500 kalori.

"Jangan jajan sembarangan. Jamaah penderita diabetes biasanya bosan dengan menu katering sehingga tergoda untuk jajan. Ingat kalorinya berapa, jangan sampai makan burger yang mencapai 600 kalori," katanya.

Selanjutnya yang tak kalah penting menurut Yunir adalah obat. Apalagi jamaah haji penderita diabetes biasanya sudah mempersiapkan diri dengan obat untuk sepanjang perjalanan ibadah.

"Yang penting obat jangan sampai lupa. Yang sering terjadi adalah mereka sudah siapkan obat dengan jumlah yang sesuai dengan lama ibadah, lalu obatnya ketinggalan, itu gawat," ujarnya.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2013