"Kami mendorong kabupaten dan kota memperhatikan ini. Saya rasa tidak masalah kalau dianggarkan Rp1 miliar-Rp3 miliar untuk itu demi meningkatkan penjualan produk UMKM," ujar Kepala Diskop UKM Sumut Naslindo Sirait, di Medan, Jumat.
Menurut Naslindo, dengan adanya rumah kemasan, pelaku UMKM di kabupaten dan kota tidak perlu pergi terlalu jauh kalau ingin mendesain atau membuat pembungkus untuk produknya.
Saat ini, dia melanjutkan, rumah kemasan yang relatif beroperasi rutin di Sumut baru ada di Medan, yaitu ada dua unit milik pemerintah provinsi dan Pemkot Medan, serta di Kabupaten Batu Bara.
"Untuk yang lain, misalnya di Kabupaten Humbang Hasundutan juga ada rumah kemasan. Akan tetapi, kami ingin lebih masif," ujar Naslindo pula.
Diskop UKM Sumut, katanya menegaskan, fokus mengembangkan program kemasan ini. Untuk itu, Naslindo berjanji akan segera melakukan pemetaan dan evaluasi.
Kemudian, Diskop UKM Sumut juga akan menyusun kebijakan soal pengelolaannya, apakah pemerintah secara keseluruhan atau secara swadaya.
"Kami berharap, supaya bisa berkembang, rumah kemasan itu bisa dikelola secara profesional melalui sistem koperasi," kata Naslindo lagi.
Dia menambahkan, dengan koperasi, pelaku UMKM bisa mendapatkan bahan baku kemasan secara mandiri.
"Kalau menunggu fasilitas dari pemerintah, kan, terbatas anggarannya," ujar Naslindo.
Rumah Kemasan menjadi salah satu dari tujuh program prioritas Kementerian Koperasi dan UKM di bawah kepemimpinan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki.
Pemprov Sumut mencatat, dari 1.166.918 pelaku usaha di wilayahnya, sebanyak 98,87 persennya atau 1.153.758 pengusaha bergerak di bidang usaha mikro dan kecil. Cuma 1,12 persen atau 13.610 pelaku yang berada di tataran usaha menengah dan besar.
Baca juga: Asosiasi UMKM Sumut: Rumah Kemasan kurangi 50 persen beban UMKM
Baca juga: Diskop UKM Sumut optimalkan fungsi Rumah Kemasan
Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2024
