Jakarta (ANTARA News) - Liburan panjang selama lima hari mulai 17 Agustus dan dilanjutkan dengan liburan peringatan Isra Mi'raj pada 21 Agustus benar-benar dimanfaatkan masyarakat yang berduit untuk berlibur ke negara tetangga, Singapura. Hampir 6.000 warga Indonesia dipastikan akan menghabiskan waktu libur dari Kamis hingga Senin tersebut untuk berwisata di Singapura. Bahkan tiket-tiket pesawat pun kini sudah sulit diperoleh. "Hampir semua tiket sudah penuh, yang ada hanya beberapa tiket dengan kelas tinggi yang harganya mahal," kata staf penjual tiket Banten World, Bimmi HD di Jakarta, Senin. Bimmi mengatakan, ada 19 penerbangan yang melayani perjalanan Jakarta-Singapura, yaitu tujuh penerbangan oleh Garuda Indonesia, dua penerbangan dilayani Value Air, satu penerbangan oleh Lion Air, dua penerbangan oleh Adam Air dan tujuh penerbangan dari SQ (Singapore Airlines). "Pada musim liburan itu, semua penerbangan menggunakan pesawat berpenumpang rata-rata 300 orang. Dan tiketnya sudah mulai dipesan masyarakat sejak satu bulan lalu," katanya. Sementara itu staf tiket dan hotel Vayatour, Fifi Ng mengatakan sebenarnya Agustus ini Singapura tidak memiliki agenda perayaan apa pun yang dapat menarik perhatian warga Indonesia ke negeri-kota itu. "Mereka ke Singapura semata-mata hanya ingin menghabiskan libur panjang, tanpa ada kegiatan khusus," katanya. Menurutnya, penerbangan ke Singapura tidak hanya ramai pada libur panjang. Pada hari-hari biasa, banyak warga Indonesia yang bepergian ke sana. "Musim liburan atau tidak, peminat wisata ke Singapura selalu ramai," katanya. Senada dengan Fifi, penjual tiket King`s Star, Tri Gunaedi mengatakan wisatawan Indonesia yang pergi ke Singapura tidak hanya untuk tujuan berlibur saat musim liburan. Namun banyak juga di antara mereka yang pergi ke Singapura untuk berobat pada hari-hari biasa. "Pelanggan tiket saya lebih banyak orang tua berumur 45-60 tahun yang pergi ke sana untuk berobat," kata Tri yang biasa menjual 25 tiket penerbangan ke Singapura per minggunya itu. Sementara itu, penjual tiket Fiera Tours mengatakan mayoritas wisatawan Indonesia lebih senang membeli tiket penerbangan pulang-pergi, daripada tiket paket yang sudah dilengkapi dengan akomodasi dan hotel. "Mungkin karena Singapura bukan tempat yang awam lagi untuk masyarakat Indonesia. Jadi tidak perlu guide (pemandu) lagi," kata perempuan yang iasa menjual 50 tiket penerbangan ke Singapura per minggunya itu. Menurut data Badan Pariwisata Singapura, kunjungan turis ke Singapura untuk periode Juni 2006 naik 5,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya, hingga mencapai rekor 787.704 orang. Pengunjung dari Indonesia, China, India, Australia dan Malaysia mencakup 54 persen dari total kedatangan selama Juni. Kedatangan dari Indonesia tercatat yang tertinggi, yang tercatat naik tiga persen selama Juni menjadi 167.000 orang, diikuti oleh China yang menunjukkan kenaikan 16 persen menjadi 71.000 orang. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006