Makassar (ANTARA News) - Kegiatan perdagangan dan ekonomi di Jalan Sangir, Makassar dan kawasan sekitarnya, hingga Selasa pagi belum pulih, karena sebagian toko memilih tutup, menyusul terjadinya ketegangan pada Senin petang akibat percobaan perkosaan yang dilakukan seorang pemilik toko terhadap pembantu rumah tangganya. Wartawan ANTARA dari Jalan Sangir melaporkan Selasa pagi, arus lalulintas di jalan itu sudah mulai normal, meski di ujung jalan masih terpasang barikade kawat berduri. Satu peleton personel polisi dari Polresta Pelabuhan Makassar masih berjaga-jaga di tempat kejadian perkara (TKP), yakni toko Sangir Makmur milik Ch (32), yang dilaporkan melakukan percobaan pemerkosaan terhadap E (20), pembantu rumah tangganya sendiri pada Jumat malam (4/8). Peristiwa itu dipergoki oleh isteri Ch sendiri bernama Fatmawati yang kemudian melaporkan hal itu kepada polisi malam itu juga. Ch kemudian melarikan diri, namun pada hari Minggu (6/8), menyerahkan diri kepada petugas Polwiltabes Makassar dan kini ditahan di Polwiltabes untuk kepentingan penyidikan, sedangkan korban E sudah dikembalikan kepada orang tuanya di Sinjai. Setelah berita percobaan perkosaan tersiar, sejumlah mahasiswa melakukan aksi unjukrasa ke Toko Sangir Makmur pada Senin petang dan melempari ruko tersebut sehingga menyebabkan kaca jendela pecah. Polisi kemudian menahan lima oknum mahasiswa yang dituduh melakukan tindakan anarkis. Ketegangan kemudian meluas karena toko-toko di sepanjang Jalan Sangir serentak tutup, bahkan mahasiswa Universitas Muhammadiyah dan Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar yang terletak di Jalan Sultan Alauddin menggelar demo di depan kampusnya dan merazia warga keturunan Tionghoa. Namun situasi Kota Makassar pada Selasa pagi sudah kembali pulih, termasuk di Jalan Sangir yang berangsur-angsur normal kembali, meski penjagaan masih cukup ketat. Toko-toko milik warga keturunan, termasuk yang terletak di Jalan Sultan Alauddin berdekatan dengan kampus Unismuh dan UIN Makassar tampak beroperasi seperti biasa. Namun pihak kepolisian tetap waspada, karena diperkirakan pada Selasa ini, aksi demonstrasi mahasiswa masih akan terjadi terkait peristiwa tersebut. Sebelumnya, pada 9 Mei 2006, aksi berbau SARA seperti ini juga terjadi di Jalan Gunung Latimojong, Makassar, akibat seorang warga keturunan bernama WT menganiaya pembantunya bernama Hasniati hingga tewas. Selama hampir sepekan, kegiatan perekonomian di ibukota Sulsel ini terganggu karena banyak toko tutup akibat kasus ini Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin, dan Kapolwiltabes Makassar, Kombes Pol Andi Nurman Thahir, telah menyerukan seluruh warga agar menjaga keamanan dan ketenangan kota Makassar, tidak mudah terpancing dengan provokasi yang ingin merusak ketenteraman warga serta memberikan kepercayaan penuh kepada pihak kepolisian untuk menangani kasus ini. Ch akan dijerat dengan pasal 285 KUHP tentang percobaan pemerkosaan dengan ancaman hukuman penjara maksimal 12 tahun. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006