Phnom Penh (ANTARA News) - Kamboja memperketat pengamanan pada malam menjelang pembukaan sidang parlemen baru yang dijadwalkan pada Senin, saat oposisi mengatakan akan memboikot sidang kecuali partai yang berkuasa setuju untuk penyelidikan independen sengketa hasil pemilu 28 Juli.

Pasukan keamanan terlihat telah ditempatkan di sepanjang jalan-jalan di kota dengan barikade kawat berduri yang digunakan untuk memblokir jalan-jalan sekitarnya, gedung-gedung penting pemerintah, Istana Kerajaan, dan Majelis Nasional.

"Ribuan angkatan bersenjata telah dikerahkan untuk menjamin keamanan dan ketertiban umum karena Senin akan menjadi hari bersejarah bagi Kamboja - parlemen baru dan pemerintah baru untuk legislasi kelima kalinya akan terbentuk," kata juru bicara Polisi Militer Nasional Kheng Tito kepada Xinhua pada Minggu.

"Menurut Balai Kota, protes-protes tidak diperbolehkan selama hari-hari ini," katanya, dan menambahkan bahwa polisi militer telah secara rutin melakukan patroli dan mencari senjata serta bahan peledak di antara para penumpang kendaraan di malam hari.

Negara ini menyelenggarakan pemilihan umum pada 28 Juli. Hasil resmi menunjukkan bahwa Partai Rakyat Kamboja yang berkuasa (CPP) dari Perdana Menteri Hun Sen memenangkan 68 dari 123 kursi parlemen, dan Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) pemimpin oposisi lama Sam Rainsy mendapat 55 kursi.

Namun, CNRP menolak hasil itu dan mengklaim terjadi penipuan suara serius dan menuntut pembentukan satu komite pemungutan suara untuk penyelidikan independen, tapi CPP menolak permintaan tersebut, dengan mengatakan langkah itu bertentangan dengan konstitusi negara dan hasil pemilu sudah diratifikasi.

Raja Norodom Sihamoni pekan lalu mengundang semua 123 anggota parlemen terpilih untuk menghadiri sesi pembukaan parlemen, tetapi Sam Rainsy mengumumkan pada Jumat bahwa CNRP tidak akan menghadiri sidang jika tidak ada solusi yang tepat untuk dugaan penyimpangan yang ditemukan. Dia juga memperingatkan protes massa lain.


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Heppy Ratna Sari
COPYRIGHT © ANTARA 2013