Jakarta (ANTARA News) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta pelaku pasar keuangan Indonesia terus mempersiapkan diri menghadapi pengurangan stimulus keuangan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang sewaktu-waktu dapat terjadi.

"Cepat atau lambat `tapering` stimulus keuangan AS akan terjadi, yang penting bagi kita adalah kesiapan," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman Darmansyah Hadad di Jakarta, Minggu.

Ia mengemukakan hal yang perlu dipersiapkan oleh pasar keuangan Indonesia untuk mengatasi pengurangan stimulus The Fed, yaitu dengan pendalaman pasar keuangan dan penerapan prinsip kehati-hatian di lembaga keuangan.

Muliaman mengharapkan hal tersebut dapat menjadi landasan yang kuat bagi perkembangan sektor keuangan di dalam negeri ditengah-tengah ketidakpastian ekonomi global dan tantangan ekonomi domestik.

Sebelumnya The Fed mempertahankan program stimulus keuangannya sebesar 85 miliar dolar AS per bulan, seiring masih meningkatnya tekanan pada perekonomian AS. Kalangan analis sempat memprediksi pada bulan September 2013, The Fed akan mengurangi stimulusnya menjadi sekitar 75 miliar dolar AS.

Terkait pasar saham, Kepala Riset PT MNC Securities, Edwin Sebayang mengatakan ditundanya stimulus keuangan The Fed dan ekspektasi membaiknya kondisi makro ekonomi Indonesia akan mendorong aliran dana asing kembali ke pasar saham domestik.

Ia memprediksi kinerja saham sektor perbankan, properti, konstruksi dan emiten produsen semen akan mengalami peningkatan dalam beberapa pekan ke depan hingga akhir tahun 2013.

"Dengan ditundanya tapering stimulus AS maka kinerja empat sektor tersebut berpotensi `rally` cukup besar hingga akhir tahun," katanya.
(KR-ZMF/A039)

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013