Jakarta (ANTARA News) - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia Ari Junaedi menilai bahwa kepemimpinan Ruhut Sitompul di Komisi III DPR RI dapat menimbulkan ketidakharmonisan di dalam komisi tersebut.

"Bila kepemimpinan Ruhut tetap dipaksakan dengan banyaknya penolakan dari para anggota, kemungkinan besar akan timbul ketidakharmonisan di Komisi III. Komisi itu bisa-bisa malah sibuk mengurusi percekcokan soal Ruhut daripada menjalankan tugas," kata Ari saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Menurut Ari, penolakan oleh para anggota Komisi III terhadap Ruhut Sitompul sebagai ketua komisi disebabkan sosok Ruhut yang dinilai kurang dapat dipercaya untuk memimpin komisi itu.

"Sebetulnya Komisi III membidangi lingkup yang strategis maka harus dipimpin sosok yang dianggap berintegritas dan dapat dipercaya oleh para anggotanya," ujarnya.

Ia berpendapat adanya penolakan dari sebagian besar anggota Komisi III terhadap Ruhut sebagai ketua komisi juga disebabkan cara komunikasi Ruhut yang seringkali tidak dapat diterima.

"Cara Ruhut berkomunikasi tidak bisa diterapkan di Komisi III, misalnya Ruhut itu sering mengeluarkan komentar yang dapat menimbulkan terjadinya kontroversi. Kalau seperti itu, apa jadinya Komisi III," katanya.

Ari pun menilai alasan penolakan lainnya adalah Ruhut dianggap belum mempunyai kemampuan yang memadai untuk memimpin komisi yang membidangi hukum, perundang-undangan, hak asasi manusia, dan keamanan itu.

"Ruhut Sitompul memang seorang `lawyer` (pengacara,red), namun dia belum terlalu mendalami banyak bidang hukum dan perundang-undangan yang menjadi lingkup kerja Komisi III," katanya.

Ia memprediksi, apabila Fraksi Partai Demokrat tetap bersikukuh agar Ruhut menjadi Ketua Komisi III, kemungkinan kondisi kerja di komisi itu menjadi tidak kondusif.

Oleh karena itu, Ari menyarankan agar Fraksi Partai Demokrat mengambil langkah bijak dengan menyiapkan sosok lain untuk menjadi ketua Komisi III.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2013