New York (ANTARA News) - Dolar AS stabil pada Selasa, setelah Bank Sentral AS (Federal Reserve) mempertahankan tingkat suku bunganya untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2004, namun diperingatkan masih berpotensi naik di waktu mendatang. Euro pada dasarnya tidak berubah pada 1,2835 dolar sekitar pukul 2100 GMT, dibandingkan dengan 1,2839 dolar pada akhir perdagangan Senin di New York. Dolar berada pada 115,23 yen, naik tipis dari dari 115,09 yen pada Senin. "Meski hari ini ada peristiwa penting, penghentian sementara kenaikkan suku bunga oleh the Fed, dolar AS tidak menderita banyak," kata David Gilmore pada Foreign Exchange Analytics. "Setelah the Fed, pasar fokus terhadap kekhawatiran tentang inflasi dan oleh karena itu beberapa operator membeli dolar lagi," kata dia, seperti dilansir AFP. "Dalam jangka pendek, dolar akan menguat dan naik sekitar 2,0 persen (terhadap mata uang utama)." Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Bank Sentral memutuskan untuk mempertahankan acuan tingkat suku bunga pinjaman pada 5,25 persen. Ini merupakan yang pertama kalinya sejak Juni 2004 bank sentral membiarkan tingkat suku bunga Fed Fund tidak berubah. Tetapi bank sentral masih membuka ruang untuk menaikkan suku bunga pada waktu mendatang, yang telah membawa suku bunga naik dari 1,0 persen, terendah dalam 46 tahun, untuk memadamkan inflasi di ekonomi terbesar di dunia tersebut. Dikatakannya ekonomi telah tumbuh moderat mencerminkan sebuah pendinginan pasar perumahan dan dampak dari tingginya harga energi. Sementara inflasi yang telah meningkat dalam beberapa bulan, kata FOMC, tekanannya kemungkinan akan menjadi moderat karena kenaikan suku bunga berakhir dan faktor-faktor permintaan lainnya terkendali. "Meskipun demikian, komite masih mengakui beberapa risiko inflasi masih tetap ada," tambah FOMC, seraya mengatakan "perluasan dan tambahan penguatan" akan tergantung pada data inflasi dan pertumbuhan ekonomi. "Karena kekhawatiran tentang inflasi, kemungkinan the Fed akan menaikkan suku bunga pada waktu dekat atau mendatang, yang membantu dolar memperoleh kembali beberapa momentum," kata pedagang dari Bank of America, Bob Sinche. Sementara the Fed telah mempertahankan suku bunganya, bank-bank sentral lainnya masih dalam kebijakan moneter ofensif dan ini dapat menekan dolar pada waktu mendatang, kata para analis. Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank Sentral Jepang (BOJ) telah membuat penjelasan bahwa mereka akan terus menaikkan suku bunga pinjaman mereka dalam bulan-bulan mendatang. Pekan lalu, Bank Sentral Inggris (BoE) secara menejutkan telah menaikkan suku bunganya. ECB pekan lalu menaikkan suku bunga utamanya seperempat poin menjadi 3,00 persen dan mengindikasikan kenaikan lanjutan, kemungkinan pada Oktober dan Desember. Tingginya suku bunga dapat mengganti kerugian investasi yang dibuat dalam euro dan yen, dan barangkali ini alasan mata uang itu naik. Sterling dibeli 1,9074 dolar pada 2100 GMT, naik dari 1,9069 pada Senin. Dolar diharga 1,2254 franc Swiss dibanding 1,2253 franc pada Senin. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006