Perserikatan Bangsa-Bangsa (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Selasa mendorong untuk melakukan diplomasi dengan pemerintah baru Iran tetapi menyerukan Teheran agar transparan mengenai program nuklirnya.

"Penghalang terlalu besar tetapi saya yakin jalan diplomasi harus diuji," kata Obama kepada Sidang Umum PBB, lapor AFP dan Xinhua.

Presiden AS itu mendapat giliran berpidato sebelum Presiden Iran Hassan Rowhani menyampaikan pidatonya dalam sidang tahunan itu.

Obama mengatakan dia telah menginstruksikan menteri Luar Negeri John Kerry untuk mengupayakan pembukaan diplomatik baru dengan Teheran.

Kerry akan bertemu dengan mitranya dari Iran Mohammad Javad Zarif dan juga para menteri luar negeri lain dari Inggris, China, Prancis, Jerman dan Rusia di markas PBB.

Pertemuan tingkat menteri seperti itu akan menjadi yang pertama untuk membahas isu nuklir sejak perundingan-perundingan dilancarkan satu dekade lalu.

tetapi Obama menekankan bahwa Iran harus mengambil tindakan "transparan" dan "dapat diverifikasi" untuk mengakhiri kecurigaan-kecurigaan atas program nuklirnya.

Ekonomi Iran lumpuh oleh serangkaian sanksi PBB dan AS yang bertujuan melumpuhkan program nuklirnya.

Kekuatan Barat menawarkan kepada Iran supaya menghentikan program pengayaan uraniumnya untuk melunakkan sanksi tapi sejauh ini Iran belum memberikan respons.

"Sejak saya berkuasa, saya telah menjelaskan -- dalam surat-surat kepada Pemimpin tertinggi di Iran dan paling akhir kepada Presiden Rowhani -- bahwa Amerika lebih suka untuk menyelesaikan keprihatian kami atas program nuklir Iran secara damai tetapi kami bertekad akan mencegah mengembangkan senjata nuklir," kata Obama.

"Kami tak mengusahakan perubahan rezim, dan kami menghargai hak rakyat Iran untuk memiliki akses bagi energi nuklir damai," kata Obama. "Kami inginkan pemerintah Iran memenuhi tanggung jawabnya di bawah perjanjian Non Proliferasi Nuklir dan resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB."

Dari Teheran kantor berita China Xinhua melaporkan Wanita Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marzieh Afkham pada Selasa mengatakan takkan ada pertemuan langsung antara pejabat Iran dan AS di Sidang Majelis Umum PBB.

Laporan media berspekulasi mengenai pertemuan antara Presiden Rowhani dan Presiden Obama di sisi Sidang Majelis Umum PBB. Namun Marzieh Afkham membantah dalam taklimat mingguannya mengenai pertemuan langsung yang direncanakan itu mengenai topik yang menjadi sengketa.

Rowhani, yang meninggalkan Teheran pada Senin (23/9) menuju New York, dijadwalkan berpidato dalam pertemuan Sidang Majelis Umum pada Selasa waktu New York.

Namun wanita juru bicara tersebut berkeras perjalanan Rowhani ke New York untuk ikut dalam Sidang Majelis Umum PBB penting sebab "ia akan menyampaikan pesan Iran mengenai perdamaian dan interaksi konstruktif dengan dunia".

Presiden Iran itu direncanakan menyampaikan pidato penting mengenai bermacam topik dalam berbagai pertemuan dan mengadakan pertemuan penting dengan pemimpin negara, pemimpin agama dan lingkaran media, kata Marzieh Afkham.


Penerjemah: Mohamad Anthoni

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013