Banjarmasin (ANTARA News) - Gubernur Bank Indonesia, Burhanuddin Abdullah, mengkhawatirkan perputaran sistem politik Indonesia dari liberal, terpimpin, Pancasila, reformasi dan kini ke liberal lagi bisa membuat Indonesia makin miskin. Burhanuddin mengemukakan hal itu seusai pelantikan Pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Kalsel, di Aula BI, Banjarmasin, Rabu. Dari hasil penelitian, bangsa yang selalu berputar dari satu sistem politik ke sistem politik lainnya, cenderung menjadi sebuah negara miskin. Hal ini terbukti di Argentina yang memiliki sistem politik berubah-ubah, masyarakatnya justru mengalami kemiskinan, dari sebelumnya peringkat 10 kini menjadi peringkat 35 sebagai negara miskin. Indonesia saat ini telah mengalami satu putaran sistem politik, yaitu dari sistem politik leberal, terpimpin, Pancasila, reformasi dan kini kembali ke sistem politik leberal. "Bila ini tidak terus dijaga, kendati belum ada penelitian, saya khawatir perputaran sistem politik tersebut pada akhirnya akan membuat Indonesia semakin miskin," katanya. Diungkapkannya, dari survey tentang daya saing 61 negara di dunia, Indonesia berada pada ranking ke 60 atau satu tingkat lebih baik dari Venezuela. Data tersebut diperkuat data dari survey daya saing World Economic Forum, bahwa peringkat daya saing ekonomi Indonesia yang merupakan gabungan dari indeks teknologi, indeks lemabaga publik dan indeks kondisi makro ekonomi turun drastis. Untuk tingkat daya saing ekonomi, pada 2004 Indonesia menduduki ranking ke 69 dan tahun 2005 turun menjadi ranking 74, ranking ini jauh dibawah negara tetangga terdekat, Malaysia (24), Thailand (36), China (49) dan India (50). Berbagai survey menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia masih tidak efisien, padahal efisiensi makro sangat penting agar ekonomi Indonesia dapat bergerak. Namun tambahnya, beberapa survey juga mengatakan dalam waktu 50 tahun yang akan datang, Indonesia dan Meksiko akan mampu mengalahkan perekonomian Inggris. Setidaknya Indonesia masih dipandang sebagai negara yang memiliki masa depan cerah, tinggal bagaimana melaksanakan seluruh sistem yang dirancang, untuk meraih perbaikan ekonomi kurang dari 50 tahun. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006