Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada kamis sore bergerak menguat menjadi Rp11.395 per dolar AS menyusul langkah Bank Indonesia (BI) yang melakukan intervensi di pasar uang domestik.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore menguat nilainya sebesar 65 poin menjadi Rp11.395 dibanding sebelumnya (25/9) di posisi Rp11.460 per dolar AS.

Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Kamis mengatakan penjagaan Bank Indonesia membuat nilai tukar domestik berada di area positif.

"Sentimennya saat ini masih cenderung negatif, penguatan mata uang domestik diperkirakan karena penjagaan BI," kata dia.

Ia mengharapkan data-data ekonomi Indonesia yang akan dirilis pada awal Oktober mendatang dapat menjadi sentimen positif bagi pasar keuangan domestik.

Menurut dia, jika inflasi dan defisit membaik maka dampak negatif dari pengurangan stimulus keuangan AS dapat sedikit mereda. Sejauh ini, pemerintah telah berusaha memperbaiki neraca transaksi berjalan agar defisit tidak semakin membesar.

Sementara itu, Analis Pasar Uang dari Bank Mandiri, Rully Arya Wisnubroto menambahkan mata uang rupiah cenderung bergerak stabil meski dibayangi sentimen negatif dari eksternal yakni masalah batas utang (debt ceiling) AS. Jika batasan utang AS tidak dinaikan maka diperkirakan ekonominya akan melambat.

"Melambatnya ekonomi AS tentu akan berdampak juga pada mata uang negara-negara berkembang, termasuk Indonesia," kata dia.

Tercatat, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis ini, mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.573 dibanding sebelumnya (Rabu, 25/9) di posisi Rp11.569 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2013