Bojonegoro (ANTARA News) - Polsek Sumberrejo, Bojonegoro, Rabu (9/8) menahan tiga pelaku tawuran antar perguruan pencak silat, yakni Perguruan Setia Hati dengan Kera Sakti di Desa Mlinjeng, Kecamatan Sumberrejo, Bojonegoro, Jatim. Mereka yang ditahan yakni Budi, Yono dan Makrobin. Ketiganya dari perguruan pencak silat Setia Hati, penduduk Desa Ngampal, Sumberrejo, dengan tuduhan melakukan penganiayaan terhadap Aries Setiawan dan Suwito, warga Desa Mlinjeng, Sumberrejo, dari Perguruan Pencak Silat Kera Sakti. "Tersangka lainnya masih kita buru. Dalam pemeriksaan 60 saksi, kami berhasil menangkap tiga pelaku," kata Kapolsek Sumberrejo, AKP Irianto, kepada ANTARA News, Rabu. Korban pengeroyokan, Aries Setiawan, terkena sabetan pedang di mata kirinya dan Suwito terkena sabetan pedang di punggungnya. "Penyebab pastinya masih belum tahu, ya katanya mereka memang musuh bebuyutan," ujar Irianto. Kejadian awalnya, Aries Setiawan yang baru pulang dari manakip di Ponpes Darus Salam di Dusun Mengkuris, Desa Kedungrejo, Sumberrejo, dicegat Budi, Yono, Makrobin dan Nonok (dalam pengejaran). Dalam pengeroyokan yang tidak seimbang itu, Aries Setiawan terkena sabetan di bagian bawah mata kirinya. Tidak mampu menghadapi pengeroyok, Aries Setiawan berlari pulang dan bertemu dengan Suwito, dan ternyata yang mengeroyok dirinya tersebut datang lagi menyerbu dengan jumlah mencapai 100 orang lebih, yang semuanya dikenal anggota Perguruan Pencak Silat Setia Hati. Aries Setiawan dan Suwito berusaha menyelamatkan diri, tetapi para pengeroyoknya itu melampiaskan kemarahannnya dengan merusak lima unit rumah penduduk Desa Mlinjeng, termasuk rumah Sugiri (30), Ketua Perguruan Pencak Silat Kera Sakti Sumberrejo. Akibatnya, perkelahian massal antar massa kedua perguruan pencak silat itupun tak terhindarkan.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006