Jakarta (ANTARA News) - Komisioner Komisi Yudisial (KY) Imam Anshori Saleh mengungkapkan, pertemuannya dengan oknum anggota DPR di restoran Senayan berujung pada upaya percobaan suap senilai Rp1,4 miliar diawali ajakan makan siang.

"Ya saya kan juga mantan anggota DPR. Dia ngajak makan siang sebagai kawan," kata Imam saat dikonfirmasi ANTARA News dari Jakarta, Senin, terkait kronologis upaya percobaan suap Rp1,4 miliar yang pernah dilakukan oknum anggota DPR kepada dirinya setahun silam.

Imam mengatakan, percobaan suap yang dilakukan oknum anggota DPR kala itu dilakukan di sebuah restoran di salah satu pusat perbelanjaan Senayan.

Ia menyatakan, dirinya tidak memiliki bukti percobaan suap itu lantaran dilakukan secara tatap muka.

"Saya ketemu langsung di sebuah restoran di Plaza Senayan. Ya, karena saya hanya berdua ketemu langsung. Alat bukti tidak ada, saksi juga tidak ada. Saya bawa supir dan sekretaris, tapi kan di luar, tidak ikut masuk," ujar Imam.

Imam mengemukakan, bersedia dan siap mengungkapkan nama oknum anggota DPR yang mencoba melakukan suap, apabila Badan Kehormatan (BK) DPR bisa memberikan jaminan tidak ada upaya hukum yang dilakukan terhadapnya apabila pengungkapan nama tidak disertai bukti.

"Ya, jaminan bahwa meski tidak punya bukti, BK DPR menjamin tidak ada masalah hukum bagi saya. Saya tidak mau konyol dengan memenuhi keinginan BK, tapi kepentingan saya sendiri tidak terlindungi," katanya.

Imam mengaku, tidak akan melaporkan percobaan suap yang pernah ditujukan terhadapnya itu kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), karena tidak ada gunanya.

"Tak ada gunanya saya mengungkap ke KPK. Pekerjaan KPK masih sangat banyak yang harus diselesaikan. Saya melapor ke KPK tanpa disertai bukti malah merepotkan KPK," katanya menambahkan.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2013