Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Republik Indonesia akan menyelidiki oknum-oknum yang diduga memfasilitasi masuknya sejumlah imigran gelap atau pencari suaka yang transit di perairan Indonesia sebelum menuju Christmas Island, Australia.

"Keberadaan mereka (imigran) pasti ada yang mengatur. Nah pihak ini yang sedang kita lakukan penelusuran, penyelidikan dan menentukan pelanggaran yang mungkin dilakukan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Agus Rianto saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Selasa.

Agus mengatakan Polri juga akan bekerja sama dengan pihak imigrasi terkait pelanggaran-pelanggaran imigrasi yang dilakukan.

"Tentu teman-teman di imigrasi kan lebih kompeten. Tapi, kalau ada pelanggaran lain, kita koordinasikan lebih lanjut," katanya.

Dia mengatakan imigran tersebut diketahui telah berada di Jakarta selama dua bulan sebelum melakukan pelayaran menuju perairan Banten dan Christmas Island, Australia.

Dia menjelaskan berdasarkan pencarian pada Senin (30/9) hingga pukul 17.30 WIB, ditemukan sebanyak 69 imigran di di Pantai Cikole, Kampung Genggong, Desa Sinarlaut, Cianjur, Jawa Barat.

Agus menyebutkan dari 69 imigran, 28 masih ditemukan dalam keadaan hidup, sementara 41 lainnya tewas tenggelam.

Dari data yang dimiliki Polri, dia juga menyebutkan, untuk korban tewas laki-laki sebanyak 22 orang tiga di antaranya anak-anak, sedangkan untuk perempuan sebanyak 19 orang, lima di antaranya anak-anak.

Dia menjelaskan tewasnya para imigran tersebut karena kapal yang dinaiki kehabisan bahan bakar dan tenggelam.

"Setelah terombang-ombing di lautan, pada hari kelima bahan bakar sudah habis dan berakibat pada tidak terkendalinya kapal dan akhirnya tenggelam sekitar 200-300 kilometer dari pantai," tuturnya.

Agus mengatakan korban tewas saat ini tengah ditangani pihak Rumah Sakit Polri Kramat Jati Sukabumi untuk diidentifikasi.

Sementara itu, empat korban luka-luka dibawa ke RSUD Cianjur dan 24 lainnya telah diserahkan kepada pihak imigrasi Sukabumi.

"Nanti kita koordinasikan dengan kedutaan atau pihak keluarga. Namun demikian, tetap kita koordinasikan dengan kementerian terkait juga pihak kedutaan dan konjen di wilayah tersebut untuk bisa memastikan apakah betul ini warga negaranya," tukasnya.
(J010/R021)

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013