Sumedang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Sumedang, Jabar, Kamis, kembali meminta lembaga-lembaga pendidikan, terutama yang menyiapkan calon-calon pemimpin bangsa, agar benar-benar menghentikan praktek kekerasan. "Hentikan. Sekali lagi hentikan budaya kekerasan, budaya menghukum yang melebihi batas kepatutan, penyiksaan dan lain-lain yang tidak sesuai dengan norma dan sifat-sifat kepemimpinan yang baik," kata Presiden, dalam acara pengukuhan pamong praja muda Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Jatinangor Sumedang. Secara khusus permintaannya juga disampaikan kepada para mahasiswa IPDN atau yang sebelumnya dikenal sebagai STPDN yang pada 2003 menghebohkan dunia pendidikan, menyusul tewasnya seorang siswa STPDN, yakni Wahyu Hidayat, dalam acara program penggemblengan oleh seniornya. "Saya mengharapkan hubungan senior dan junior, praja senior dan praja muda berlangsung secara baik dilandasi oleh sikap silih asih, silih asuh dan silih asah," kata Yudhoyono. Secara umum, Kepala Negara juga menegaskan kembali agar lembaga-lembaga pendidikan yang menyiapkan calon-calon pemimpin masa depan menjauhkan diri dari aksi-aksi kekerasan. "Saya tidak ingin lembaga-lembaga pendidikan negeri kita ini, terutama yang menyiapkan kader-kader kepemimpinan diwaktu yang akan datang sejak awalnya telah salah menerapkan kehidupan di almamater yang justru keluar dari hakekat dan sifat-sifat kepemimpinan yang baikn," ujarnya. Ia mengingatkan para lulusan lembaga-lembaga pendidikan seperti itu akan memimpin dan membimbing masyarakat yang tidak bisa dilakukan dengan kekerasan, melainkan dengan jalan persuasif, berangkat dari kemampuan, kecakapan dan keteladanan. Ia meminta siapapun yang menjadi aparatur pemerintah harus menjadi contoh bagi masyarakat dalam menaati kaidah-kaidah hukum. Kalaupun mereka terbentur pada kebijakan yang menimbulkan resiko dan salah pengertian serta kurang populer, Presiden mengingatkan agar para aparat pemerintah tabah dan melakukan sosialisasi sebagai cara untuk mengurangi masalah. Acara pengukuhan Di lapangan parade abdi praja IPDN itu, Presiden mengukuhkan 995 pamong praja muda yang telah diwisuda sebelumnya sehari sebelumnya oleh Mendagri M Ma`ruf. Dalam acara itu, Presiden Yudhoyono bertindak sebagai inspektur upacara. Pengukuhan pamong praja muda oleh Presiden ditandai dengan pengalungan dan penyerahan tanda penghargaan Kartika Astha Brata kepada pamong praja muda terbaik angkatan 14, yakni Indah Febriana Wijayanti asal Jateng yang lulus dengan IPK 3,65 dan predikat "dengan pujian". Acara pengukuhan itu dihadiri pula oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono dan sejumlah anggota Kabinet Indonesia Bersatu, antara lain Mendagri M. Ma`ruf dan Men-PAN Taufik Effendi. Mendagri mengatakan, sejak 1990-2006 IPDN atau sebelumnya STPDN telah meluluskan 10.038 orang yang telah dan akan ditempatkan bekerja dilingkungan pemerintahan provinsi, kabupaten maupun kota. Sementara itu, di luar kampus IPDN, sekitar 30 mahasiswa Universitas Padjajaran Bandung, yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia melakukan demonstrasi yang menentang agresi Israel ke Lebanon.

COPYRIGHT © ANTARA 2006