Istanbul (ANTARA News) - Presiden Turki Abdullah Gul, Jumat, memperingatkan mengenai ancaman radikalisasi yang meningkat di Suriah sebab konflik di negara tetangga Turki itu tak memperlihatkan tanda akan segera berakhir.

Gul mengeluarkan pernyataan itu dalam acara dua-hari Forum Istanbul --yang diselenggarakan dengan topik "Transisi dan Krisis di Timur Tengah".

Dalam sambutan di hadapan lebih dari 300 peserta dari 40 negara, Gul berkata, "Perang di Suriah bertambah dalam dan bertambah parah setiap hari. Jika itu berlangsung lebih lama daripada perkiraan, kita mesti mempersiapkan diri untuk menghadapi perbuatan radikalisasi lebih lanjut."

Ia mendesak masyarakat intenasional agar melakukan tindakan medesak guna mengakhiri konflik di Suriah dan membersihkan seluruh wilayah itu dari senjata kimia sesegera mungkin, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam. "Ini adalah satu-satunya penyelesaian yang ada untuk saat ini guna mewujudkan lebih banyak kestabilan di wilayah tersebut dan satu-satunya cara untuk mewujudkan perdamaian yang langgeng di Timur Tengah."

Ia juga menyatakan ketenangan dunia telah berubah dan keseimbangan kekuatan telah beralih dari Amerika Serikat dan negara Eropa ke Asia.

"Selama proses peralihan ini, sangat normal bahwa ketidak-stbilan meningkat di beberapa bagian dunia," katanya. Ia menambahkan di dalam tatanan dunia baru itu, demokrasi telah memperoleh momentum penting.

Apa yang terjadi di Tunisia, Mesir, Lebanon dan Suriah mencerminkan tuntutan rakyat mereka bagi masyarakat yang lebih demokratis, kata Gul.

"Semua yang mereka perlukan adalah sistem perwakilan yang menghormati martabat manusia. Tak bisa dihindari bagi semua negara ini untuk mengubah pemahaman mereka mengenai sistem pemerintahan dan negara," katanya.

(C003)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2013