Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyatakan dengan tegas bahwa beras program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) dan bantuan pangan 10 kilogram yang disalurkan pihaknya merupakan beras yang benar-benar berkualitas.

Bayu turut menanggapi terkait isu tentang kualitas beras Bulog akhir-akhir ini yang sempat beredar di media sosial. Ia menegaskan bahwa video singkat yang menayangkan seolah-olah kualitas buruk dari beras SPHP yang didistribusikan oleh Bulog diduga berunsur bohong atau hoaks.

"Kami menyatakan bahwa video tersebut tidak benar dan mengandung unsur hoaks karena tampak visual beras Bulog yang terdapat pada tayangan video pendek tersebut sudah tidak beredar lagi di pasaran secara resmi,” kata Bayu di Jakarta, Kamis.

Bayu menegaskan bahwa video yang menunjukkan kualitas buruk dari beras SPHP Bulog merupakan hoaks. Menurutnya, beras yang ditampilkan dalam video tersebut sudah tidak beredar lagi secara resmi di pasaran. Video tersebut dianggap sebagai upaya untuk menyesatkan publik.

Lebih lanjut, Bayu menjelaskan bahwa Bulog tidak lagi menggunakan merek "Beras Kita" untuk kegiatan SPHP dan bantuan pangan tahun 2024. Hal ini berbeda dengan tulisan yang terdapat dalam video yang beredar, yang menunjukkan "Beras Kita".

Bayu menambahkan bahwa video yang beredar kemungkinan diproduksi pada tahun 2021, bukan pada tahun 2024. Oleh karena itu, video tersebut tidak mencerminkan kondisi terkini dari beras SPHP yang didistribusikan oleh Bulog.

“Kita tidak lagi memakai brand "Beras Kita" untuk kegiatan SPHP maupun bantuan pangan 2024. Sedangkan di video yang beredar terdapat tulisan "Beras Kita". Itu kalau tidak salah produksi tahun 2021. Jadi itu video sudah lama," ucap Bayu.

Dia menjelaskan bahwa beras SPHP yang didistribusikan Bulog saat ini memiliki ciri-ciri khusus, seperti logo Badan Pangan Nasional (kiri atas); logo Bulog yang terdapat di atas kanan kemasan.

Selain itu, terdapat juga tulisan "Cadangan Beras Pemerintah" di bagian tengah bawah kemasan.

Ciri lainnya adalah adanya gambar semangkok nasi (kanan bawah); keterangan berat bersih (Nett) di tengah bawah; dan tulisan "didistribusikan oleh Perum BULOG" di bagian kemasan.

Bayu menekankan bahwa beras yang tidak memiliki ciri-ciri tersebut bukanlah beras SPHP Bulog yang resmi dan bisa dipertanggungjawabkan.

“Di luar ciri-ciri tersebut, maka beras SPHP Bulog yang dimiliki adalah tidak asli dan tidak resmi sehingga di luar tanggung jawab Perum Bulog,” ucap Bayu.

Baca juga: Dirut Bulog: Harga beras premium mulai stabil jelang Ramadhan
Baca juga: Bapanas tinjau stok dan penyaluran beras SPHP di gudang Bulog Cirebon


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Wijaya
COPYRIGHT © ANTARA 2024