Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Presiden China, Xi Jinping, mengatakan kepada seorang utusan senior Taiwan, Minggu, solusi politik untuk kebuntuan atas kedaulatan selama lebih dari enam dekade tidak dapat ditunda selamanya, mendingin, dan tidak ada komitmen.

China dan Taiwan terpisah sejak Pasukan Nasionalis dikalahkan Pasukan Komunis, yang melarikan diri ke pulau pada akhir perang saudara China 1949. China menganggap Taiwan provinsi yang membangkang dan tidak pernah menahan kekuatan untuk tetap di bawah kendali pemerintah China.

Sementara hubungan keduanya membaik secara dramatis sejak sahabat China, Ma Ying-jeou, terpilih sebagai presiden Taiwan pada 2008, dengan dimulainya serangkaian perjanjian perdagangan dan pariwisata yang ditandatangani, namun belum ada kemajuan menuju rekonsiliasi politik atau berkurangnya ketidakpercayaan militer.

Melakukan pembicaraan menjelang KTT APEC 2013 di Nusa Dua, Bali, Xi mengatakan kepada utusan Ma, Vincent Siew, bahwa isu-isu politik tidak bisa ditunda selamanya.

"Meningkatkan kepercayaan politik dengan Taiwan dan bersama-sama membangun pondasi politik sangat penting untuk memastikan hubungan perdamaian," kata kantor berita resmi Xinhua mengutip pernyataan Xi.

"Melihat lebih jauh ke depan, masalah perbedaan pendapat politik antara kedua belah pihak harus menemui solusi, langkah demi langkah, dan masalah ini tidak dapat diturunkan dari generasi ke generasi," tambah Xi.

"Saya sudah mengatakan berulang kali bahwa (kami) bersedia untuk melakukan konsultasi dengan Taiwan terhadap isu-isu lintas-selat dalam rangka satu China (prinsip), dan membuat peraturan yang wajar dan adil untuk ini," katanya.

Beijing dan Taipei sepakat untuk interpretasi mereka terhadap prinsip "satu China", yang meliputi Taiwan sebagai bagian dari China pada 1992.

Namun, Ma mengisyaratkan bahwa tidak ada urgensi untuk melakukan pembicaraan politik dengan China, menurut dia, waktunya yang belum tepat. Sebuah pandangan yang didukung oleh Siew yang mengatakan semuanya yang harus berjalan perlahan.

"Kedua pihak perlu pemahaman yang lebih besar," kata Siew kepada wartawan, dan menambahkan ia dan Xi tidak membahas kemungkinan pertemuan antara Xi dan Ma.

"Jika kami dapat menemukan konsensus, maka kami dapat perlahan-lahan menemukan akal, rencana rasional untuk menyelesaikan semua hal," katanya.

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013