Bukittinggi (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kota Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), mencatat Gunung Marapi mengalami satu kali letusan sepanjang Senin (7/10) pagi.

"Letusan pada Gunung Marapi tersebut terjadi sekitar pukul 08.24 Waktu Indonesia Bagian Barat (WIB) dengan mengeluarkan abu tebal setinggi 300 meter dari puncak gunung," kata Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Warseno, di Bukittinggi, Senin.

Karena itu, ia meminta, masyarakat di sekitar gunung serta para pendaki untuk tidak mendaki pada radius tiga kilometer dari puncak Marapi.

"Status Gunung Marapi yang berada antara Kabupaten Tanah Datar dan Kabupaten Agam tersebut masih waspada level-II," katanya.

Peningkatan aktivitas Gunung Marapi terjadi 3 Agustus 2011 dan sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah, seperti Agam, Tanah Datar, Padangpariaman, dan Padang Panjang.

Salah satu gunung aktif di Sumbar itu terakhir kali meletus pada 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan bagi pendaki gunung dari dalam maupun dari luar Sumbar.

Setiap pergantian tahun, gunung itu selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanah Datar. Kawasan Gunung Marapi merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Merapi.

Dalam catatan, terhitung sejak akhir abad 18 hingga 2008 tercatat sudah 454 kali meletus, 50 di antaranya dalam skala besar. Saat dalam status siaga, Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah evakuasi.
(KR-HMR/H014/H007)

Pewarta: Hamriadi
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013