Nusa Dua, Bali (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia akan mengarusutamakan isu kelautan dan perikanan dalam forum APEC, seturut kepemimpinan Indonesia sebagai ketua forum APEC tahun ini. 
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sharif C Sutardjo, di Nusa Dua Bali, Selasa, menjelaskan, beberapa isu kelautan dan perikanan di antaranya penyediaan ikan sebagai bahan pangan dan sumber protein hewani (ketahanan pangan), konektivitas, penyediaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, serta peran laut mendukung pertumbuhan ekonomi. 

"Pengarusutamaan isu kelautan dan perikanan, kata dia, sangat penting di kawasan Asia Pasifik, terutama terkait sektor pariwisata, pengembangan energi alternatif, transportasi, ketahanan pangan, perdagangan hasil-hasil laut yang berkelanjutan dan sebagainya. 

"Pengarusutamaan isu terkait kelautan perlu diupayakan dapat terakomodasi dalam pernyataan para pemimpin APEC (APEC Leaders), sehingga menjadi fondasi yang lebih kuat bagi kerja sama kelautan dan perikanan APEC," ujarnya.

Untuk mendukung rencana tersebut, Indonesia telah mengusulkan satu rencana kerja konkrit untuk pengarusutamaan isu terkait kelautan untuk masing-masing anggota ekonomi APEC. Rencana kerja tersebut diharapkan dapat menjadi acuan bagi masing-masing anggota ekonomi APEC untuk pengembangan sektor kelautan dan perikanan di wilayahnya.

"Ada tiga bidang kerja sama dalam rencana kerja itu. Pertama, penguatan ketahanan pangan dan keamanan pangan, dan kedua, kesehatan laut dan perlindungan lingkungan laut. Dan yang terakhir, terkait laut sebagai penghubung ekonomi APEC," katanya.

Sharif memaparkan, posisi geografis Indonesia merupakan keunggulan kompetitif dibandingkan dengan negara-negara lain, baik dalam segi geoekonomis, geopolitis dan geostrategis. 

Meskipun Indonesia akan mendapatkan keuntungan yang sangat potensial dari letak geografisnya tersebut, namun Indonesia juga dalam posisi yang rentan akan ancaman keamanan laut dan sumberdaya kelautan dan perikanannya. 

"Forum kerja sama ekonomi Asia Pasifik (APEC) dapat menjadi media bagi promosi pengelolaaan sumberdaya kelautan dan perikanan lainnya di kawasan Asia Pasifik," jelasnya.

Inisiasi kerja sama bilateral untuk pemantauan laut dan sumberdaya di kawasan Asia Pasifik telah dilakukan Indonesia dan China pada Rabu (2/10). Penandatangan MOU tersebut disaksikan Presiden Susilo Yudhoyono dan Presiden RRT, Xi Jinping, di Istana Negara, Jakarta.

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013