Surabaya (ANTARA News) - Pemberangkatan calon haji asal Embarkasi Surabaya berakhir dengan datangnya kelompok terbang 64 ke asrama haji pada Selasa pagi.

Para calon haji itu dilepas Kepala Kanwil Kementerian Agama Jawa Timur H Sudjak MAg ke Tanah Suci pada Selasa, pukul 21.00 WIB.

"Kloter 64 yang berjumlah 354 orang itu datang ke asrama haji pada pukul 08.00 WIB dan pukul 21.00 WIB dilepas Kepala Kanwil Kemenag Jatim ke Bandara Juanda," kata Sekretaris Bidang Pemberangkatan dan Penerimaan PPIH Embarkasi Surabaya H Erfan Rosuli.

Di sela-sela persiapan penerimaan Kloter 62 (Jember), 63 (Jember/Pamekasan), dan 64 (Bangkalan/Surabaya) di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, ia menjelaskan ratusan calon haji Kloter 64 akan terbang ke Tanah Suci pada Rabu (9/10) pukul 01.40 WIB.

"Sejak 10 September lalu, pemberangkatan calon haji dari Embarkasi Surabaya (Jatim, NTT, Bali) relatif lancar dengan 28.213 orang yang berangkat ke Tanah Suci dan hanya 101 orang yang gagal dan tunda berangkat," katanya.

Didampingi staf Humas PPIH Embarkasi Surabaya Bagus Budiman, ia menjelaskan calon haji yang gagal dan tunda berangkat itu sebenarnya mencapai 147 orang, namun tercatat 46 orang berangkat dengan kloter berikutnya, sehingga hanya 101 orang yang benar-benar gagal/tunda berangkat.

Ke-101 calon haji yang gagal dan tunda berangkat itu meliputi 26 calon haji wafat di daerah, dua calon haji wafat di Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), 13 calon haji sakit di daerah, 28 calon haji sakit di AHES, dua calon haji hamil di daerah, empat calon haji (ketahuan) hamil di AHES, dan 116 calon haji tunda karena menjadi pendamping dari calon haji yang gagal/tunda berangkat.

"Hingga pemberangkatan kloter 64 yang merupakan kloter terakhir itu tercatat 339 kursi kosong yang di antaranya karena gagal dan tunda berangkat serta adanya mutasi keluar dan masuk," katanya.

Tentang realisasi penerbangan dengan pesawat Saudi Arabian Airlines (SAA), ia mengatakan ada dua kloter yang terbang tepat waktu, 55 kloter terbang lebih cepat, dan empat kloter berangkat lambat.

"Penerbangan paling cepat mencapai 47 menit dari jadwal yakni Kloter 42 (Probolinggo, sedangkan penerbangan paling lambat mencapai 28 menit dari jadwal yakni Kloter 18 (Jombang)," katanya.

Ia menambahkan kejadian khusus selama pemberangkatan 64 kloter juga hanya calon haji dari Sumenep dan Sampang yang merupakan kloter khusus karena membawa minyak goreng, jamu, cobek, dan benda cair lainnya yang dilarang.

"Kloter lain juga ada tapi tidak sebanyak calon haji dari Sumenep dan Sampang, bahkan Kloter dari Sumenep membawa jamu merek `Rumput Patimah` dalam jumlah cukup banyak, sehingga masih ada jamu-jamu itu di asrama haji, karena petugas daerah membawa pulang secara bertahap," katanya.
(E011/N002)

Pewarta: Edy M Ya`kub
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013