Sidoarjo (ANTARA News) - Sebanyak 123 KK (459 jiwa) warga RT 1 dan 126 KK (484 jiwa) warga RT 2 RW 1 Kedungbendo, korban semburan lumpur panas Lapindo yang masih bertahan di Balai Desa setempat, menolak dievakuasi karena tempat pengungsian di Pasar Baru Porong (PBP) sudah penuh. Menurut M Syafe`i, Ketua RT 2 RW 1, jika kondisi di pengungsian PBP masih ada dan memenuhi syarat hunian, warga bersedia dievakuasi. Tapi kalau sudah penuh dan harus berdesak-desakan, warga tidak mau. Pada rapat yang digelar Kamis (10/8) malam, Wakil Bupati Sidoarjo, Syaiful Ilah, sempat menawarkan dua tempat pengungsian, yakni Pasar Wisata Tanggul Angin atau SMP Negeri I Sidoarjo, tetapi ditolak warga karena dinilai terlalu jauh. Sementara kondisi di tempat penampungan sementara, yakni di Balai Desa Kedungbendo cukup memprihatinkan. Pengungsi pria harus tidur di tempat terbuka dan hanya ibu-ibu serta anak-anak yang tidur di dalam ruangan. Menurut Sudoyo Ketua RT 1, atas kemauan warga sudah banyak yang mengungsi ke tempat keluarganya masing-masing terutama kaum wanita dan anak-anak, sedangkan prianya masih bertahan untuk berjaga-jaga mengamankan barang yang masih ada di rumahnya. Sementara dari Pasmar I Sidorajo telah menyiapkan empat unit kendaraan untuk digunakan membantu mengevakuasi, jika warga nanti menghendaki. Di sisi lain, sejumlah 218 KK warga Desa Kedungbendo, Kec Tanggulangin, Sidoarjo, yang terkena dampak banjir lumpur panas Lapindo, sudah menerima bantuan uang kontrak rumah Rp5 juta/KK untuk dua tahun dan uang pindahan Rp500 ribu, dari Lpindo melalui Bank Mandiri. Sebelumnya sebagian warga Renokenongo juga sudah menerima bantuan serupa melalui BCA. Pemberian bantuan gelombang II dilakukan Jumat itu kepada 96 KK RT 06 RW 02 warga Desa Kedungbendo di Pendopo Pemkab Sidoarjo. Gelombang I dilaksanakan Kamis (10/8) lalu bagi 122 warga RT 5 RW 2 Desa Kedungbendo. Mekanisme bantuan, warga dibukakan rekening di Bank Mandiri, lalu Lapindo Brantas Inc mentransfer uang batuan ke rekening masing-masing warga. Customer Service Official (CSO) Bank Mandiri Cabang Sidoarjo, Agus Budi, menuturkan, prosesnya saat ini hanya untuk membuka rekening saja. Setelah proses pengajuan rekening baru selesai, pihak Lapindo akan mentransfer uang bantuan kepada warga korban banjir lumpur. Biaya administrasi pembukaan rekening Rp7.000, saldo awal Rp500 ribu. Saldo minimal yang harus disisakan di rekening Rp50 ribu. "Biaya administrasi plus saldo minimal akan ditanggung Lapindo yang juga akan menanggung transaksi bank selama enam bulan ke depan," ujarnya. Dalam proses pembukaan rekening ini, warga diminta menunjukkan KTP dan KSK atau surat keterangan dari Lurah sebagai pengganti KTP yang hilang atau belum jadi. Rincian uang bantuan yang akan disalurkan ke rekening warga per-KK, uang sewa rumah selama dua tahun Rp5 juta dan uang pindahan Rp500 ribu. Sedangkan uang bantuan lauk pauk Rp300 ribu/jiwa/bulan akan diserahkan secara bertahap.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006