Makkah (ANTARA News) - Tim Kesehatan Haji telah menyiapkan 20 Tenaga Evakuasi Tanpa Alat (Teta) yang akan mengevakuasi jamaah haji yang sakit di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) ke pos kesehatan terdekat.

Sebanyak 20 orang Tim Teta itu dikukuhkan Ketua Wasdal Kemenkes Dr Candra Yoga di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Makkah, Kamis, setelah mereka mengikuti pelatihan selama lima hari.

"Mereka akan ditempatkan di titik-titik tertentu di Armina dan tugasnya mengevakuasi jamaah yang sakit ke pos kesehatan terdekat, termasuk ke ambulans milik RS Arab Saudi yang biasanya siap di sejumlah titik," katanya.

Kualifikasi tim ini, menurut Candra, adalah penguasaan medan, keterampilan memberikan pertolongan kesehatan dan tenaga fisik yang memadai.

"Karena kualifikasi itu maka tenaga Teta ini merupakan warga setempat yang terbiasa dengan tingkat paparan tinggi sinar matahari," katanya kepada wartawan yang tergabung dalam Media Center Haji.

Menurut dia, sebagian tim dilengkapi dengan alat kursi roda, namun ada tempat tertentu yang dibebaskan dari kursi roda seperti sepanjang terowongan muaisim sampai jamarat sehingga hanya disiapkan tandu.

"Tahun lalu, jumlah tim Teta hanya 10 orang, namun karena keberadaannya sangat dibutuhkan, apalagi banyak jamaah haji dari usia tua yang rentan sakit maka jumlahnya ditambah dua kali lipat," katanya.

Sebelumnya, Kasubsi Kesehatan BPHI Madinah, Tedy Erfano Rahman, meminta petugas Teta nanti bisa membedakan jamaah yang kelelahan dengan jamaah yang sakit sehingga kursi roda yang disiapkan tim itu di Mina hanya digunakan jamaah yang benar-benar sakit.

"Perhatikan betul perbedaaannya. Kalau kelelahan cukup istirahatkan di tempat sejuk dan minum yang cukup, dalam 15 menit biasanya akan pulih lagi," katanya.

Ia menjelaskan di beberapa titik, Pemerintah Arab Saudi menyiapkan ambulans, sehingga jika ada jamaah yang sakit bisa langsung diantarkan ke ambulans terdekat.

"Terserah dia (petugas ambulans) mau membawa kemana ke rumah sakit mana, kecuali kalau petugas ambulans bertanya mau dibawa kemana, maka arahkan ke BPHI Mina," katanya.

Personel Daerah Kerja Madinah yang ditugaskan di Mina akan menyiapkan tujuh pos untuk mengatur rute jamaah haji yang akan melempar jumproh.

Pos itu tidak berbentuk tenda karena dilarang Pemerintah Arab Saudi. "Jadi, hanya petugas yang menggunakan jaket hijau bertuliskan Indonesia dengan Lambang Bendera yang cukup besar," katanya.
(B013/E011)

Pewarta: Budi Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
COPYRIGHT © ANTARA 2013