Jakarta (ANTARA News) - Program tranportasi massal "mass rapid transit" (MRT), atau dikenal monorel yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta diharapkan ramah terhadap para penyandang cacat (defabel).

Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Dapil DKI Jakata, Rommy dalam keterangan pers, Sabtu, mengatakan, proyek MRT yang dinilai ramah lingkungan, seharusnya juga bisa ramah terhadap para difabel (penyandang cacat), ibu hamil, dan warga lanjut usia (lansia).

"Selama ini, umumnya kereta dan bus sangat tidak ramah terhadap penumpang defabel," katanya.

Menurut Rommy, sebagian besar kendaraan umum tidak ramah seperti terlihat penumpang mengangkut penumpang yang membawa barang, mulai dari aksi kebut sopir angkutan jenis bus mini yang ngebut ketika menaikkan dan menurunkan pada penumpang lansia dan ibu hamil.

Selain itu, kendaraan umum tidak ramah terlihat sulitnya penumpang dengan kursi roda atau kelompok difabel lainnya ketika akan bepergian dengan kendaraan umum.

"Tentunya dalam masa konstruksi proyek MRT, harapan masyarakat terhadap variabel aksesibilitas ini diharapkan terakomodir," ujarnya.

Rommy mengatakan, angkutan MRT juga harus memenuhi syarat antara lain biaya tiket yang terjangkau calon penumpang, ramahnya transportasi MRT terhadap difabel, para lansia dan ibu hamil.

"Karena kejeniusan teknologi transportasi adalah dengan menyederhanakan yang kompleks, bukannya membuat rumit sesuatu yang sebenarnya sederhana. MRT dengan teknologi tinggi harusnya bisa menyelesaikan masalah transportasi di Jakarta yang cukup kompleks," katanya.

Rommy menyambut baik langkah Gubernur DKI Joko Widodo yang pada 10 Oktober 2013 mulai mencanangkan pembangunan tiang MRT atau monorel di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat.

"Proyek MRT yang sudah ditunggu masyarakat selama 24 tahun akhirnya dilaksanakan oleh Pemerintah DKI Jakarta. Mega proyek untuk mengurangi kemacetan ini tentunya diharapkan bisa diakses semua orang," pungkasnya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2013