Jakarta (ANTARA News) –  Kisah mak Yati, pemulung yang berkurban dua kambing pada Idul Adha tahun lalu, menjadi inspirasi bagi masyarakat pada Idul Adha 1434 Hijriah.


Salah satunya adalah Sugiarti (44) yang menggendong putri bungsunya Nisa (5) menyusuri sepanjang Jalan Aipda KS Tubun, Petamburan, Jakarta Pusat pada Selasa (7/10) siang.


Di tengah panas terik yang cukup menyengat saat itu, Ia ingin mencari kambing yang cocok untuk  kurban Idul Adha.




“Pemulung seperti Mak Yati saja bisa kurban, masa kita yang penghasilannya lumayan jadi PNS enggak kurban,” katanya.

Beberapa jam menyusuri jalan ia belum juga menemukan kambing yang cocok.  Kambing yang dijual pedagang menurut Sugiarti terlalu kurus.
Niat berkurban seperti yang dilakukan Sugiarti menurut Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Mubarak (73) harus kembali pada niat masing-masing individu.

“Berkurban itu intinya adalah keikhlasan, ketulusan dalam melakukan semua pekerjaan karena Allah. Hal ini sesuai dengan asal katanya dari bahasa Arab 'qurban' yang artinya kedekatan,” paparnya saat ditemui ANTARA, Minggu.

Saat ini di Indonesia  jumlah pekurban  meningkat dari tahun ke tahun.


Berdasarkan data resmi THK Dompet Dhuafa yang didapatkan ANTARA misalnya. Sejak tahun 2011 hingga 2012 terjadi penambahan jumlah pekurban sebanyak 2.960 orang.


Jika pada tahun 2011 jumlah pekurban yang menyalurkan dana kurban pada lembaga ini sebanyak 21.124 orang, maka pada tahun 2012 jumlahnya naik menjadi  24.084 orang.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2013