Malang (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Hassan Wirajuda menegaskan bahwa pemerintah Indonesia menyambut baik gencatan senjata di Lebanon terkait diterimanya resolusi 1701 oleh Dewan Keamanan (DK) PBB secara konsensus. "Kami menyambut baik, karena Indonesia sejak awal memang menyerukan gencatan senjata," ujarnya menjelang dialog terbatas di Pesantren Mahasiswa (Pesma) Al-Hikam, Malang, Sabtu. Ia mengemukakan hal sebelum berbicara pada dialog terbatas bertajuk "Resolusi Konflik Lebanon-Israel dan Prospek Perdamaian Dunia dalam Perspektif Kebijakan Luar Negeri indonesia" yang dihadiri dubes Palestina, dubes Lebanon, dubes Yordania, dan pengamat dari Malaysia dan Jepang.. Didampingi Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi selaku pengasuh pesantren tersebut, Menlu menjelaskan gencatan senjata itu akan memungkinkan pasukan perdamaian yang ada di sana yang berjumlah 5.000 personil akan bertambah menjadi 15.000 personil. "Dengan konsensus itu, PBB juga memerintahkan pasukan Hizbullah untuk menghentikan serangan, pasukan Israel menghentikan serangan ofensif, pasukan Lebanon diminta bergeser ke Lebanon Selatan, dan akhirnya Israel juga diminta keluar dari sana," tegasnya. Menurut dia, pemerintah Indonesia sendiri akan segera memberikan bantuan kepada rakyat Palestina dan Lebanon guna mengatasi bencana kemanusiaan yang ada dan segera merekonstruksikan Lebanon guna memulihkan perekonomian yang ada. Kepada pemerintah dan rakyat Lebanon, katanya, pemerintah Indonesia akan menyerahkan bantuan kemanusiaan sebesar satu juta dolar AS dalam bentuk uang tunai dan bantuan dalam jumlah yang sama juga akan diberikan kepada pemerintah dan rakyat Palestina. "Ke depan, kami berharap upaya perdamaian di sana segera diwujudkan. Gencatan senjata itu sendiri mungkin terlambat, karena perang sudah berlangsung 32 hari, tapi hal itu cukup baik untuk mencegah jatuhnya korban lagi dan juga mempermudah akses bantuan kemanusiaan," ucapnya. Selain itu, katanya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sendiri sudah menyurati Sekjen PBB terkait kesiapan untuk mengirimkan pasukan perdamaian sebanyak 850 personil dan saat ini tinggal menunggu keputusan dari New York pada Senin (14/8) mendatang. "Yang jelas, alat dan personil yang akan dikirim ke sana sudah siap. Setiap saat, DK PBB meminta, kami akan langsung berangkatkan. Pasukan perdamaian yang dikirim juga sudah sesuai dengan mandat PBB berupa pasukan baret biru, bukan pasukan multinasional, sehingga kemungkinan besar akan diterima PBB," paparnya. Dialog terbatas itu tampak dihadiri Dubes Lebanon untuk Indonesia Hassan Muslimani, Dubes Yordania HE.Maher Lukasa, dan Dubes Palestina Fariz N.Mahdewi, serta puluhan undangan dari kalangan rektor PTN dan PTS di Jatim, Ormas-ormas Islam, dan LSM.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006