Banjarmasin (ANTARA News) - Kapal barang Perukange dari Surabaya tujuan Banjarmasin, Kalimantan Selatan, diperkirakan tenggelam di perairan Laut Jawa, Jumat (11/8) malam, sementara nasib sekitar 10 anak buah kapal (ABK) hingga kini belum diketahui. Informasi dihimpun ANTARA News dari perusahaan pelayaran di Banjarmasin, Sabtu, menyebutkan berkali-kali pihak pelayaran di Banjarmasin dan Surabaya melakukan kontak melalui radio satelit dan telepon selular namun selalu tak ada jawaban. Sebelumnya melalui radio satelit nakhoda melaporkan mereka sudah berada di Laut Jawa dan mesin kapal mengalami kerusakan, dan sedang dilakukan perbaikan. Tak lama kemudian, nahkoda melaporkan, air mulai masuk ke dalam kapal, tak berfungsinya mesin kapal menyebabkan mesin pompa agak kewalahan mengeluarkan air tersebut. Sebelumnya komunikasi antara pihak pelayaran dan nakhoda kapal berjalan lancar. Setelah nahkoha melaporkan, air yang masuk ke palka kapal semakin banyak, tiba-tiba komunikasi putus. Kapal milik PT Berkat Ilham yang mampu mengangkut muatan lebih dari 200 ton itu, berangkat dari pelabuhan di Surabaya, Kamis (10/8) siang. Saat berlayar kapal naas itu mengangkut lebih dari seratus ton pupuk dan ratusan ton barang-barang pecah belah milik beberapa pedagang di Banjarmasin. Karena hingga Sabtu, belum ada kontak diperkirakan kapal itu tenggelam, apalagi saat musim seperti ini gelombang di Laut Jawa cukup besar. "Kami memperkirakan kapal itu tenggelam, sebab berkali-kali dihubungi melalui radio satelit tak berhasil," kata H Daeng, pegawai pelayaran di Banjarmasin. Pihak pelayaran berharap, kapal bernilai ratusan juta rupiah tersebut masih diselamatkan bersama seluruh ABK dan barang yang diangkutnya. Kecelakaan kapal dari Surabaya tujuan Banjarmasin merupakan yang kedua kali dalam sepekan. Sebelumnya, Kapal Layar Motor (KLM) Jasa Lestari tenggelam di Selat Malatayur. Kapal yang mengangkut barang-berang pecah belah dan kebutuhan pokok ini tenggelam akibat dihantam gelombang besar, seluruh ABK dikabarkan selamat. (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006