Jerusalem (ANTARA News) - Jenderal senior Israel, Sabtu, mengatakan mereka akan melanjutkan serangan terhadap pejuang Hizbullah di Lebanon sampai jelas bagaimana resolusi PBB yang menyerukan penghentian permusuhan akan diterapkan. "Kami memerangi Hizbullah dan akan terus memeranginya sampai gencatan senjata diputuskan, tapi terlebih dari itu, sampai diputuskan mekanisme apa bagi penerapan (gencatan senjata tersebut)," kata Letnan Jenderal Dan Halutz kepada wartawan. "Kami akan terus beroperasi sampai kami mencapai tujuan kami," katanya. Dewan Keamanan (DK) PBB, Jumat, dengan suara bulat menyerukan "penghentian penuh permusuhan" dalam konflik satu bulan antara Israel dan Hizbullah. Beberapa jam sebelum pemungutan suara dilakukan di PBB, pesawat tempur Israel menembakkan roket ke arah iring-iringan ratusan mobil warga sipil yang menyelamatkan diri dari Lebanon selatan, menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 36 orang lagi, kata Palang Merah Lebanon. Israel menyatakan serangan itu "kekeliruan". Beberapa jam setelah DK PBB mensahkan resolusi guna mengakhiri perang di Lebanon, pasukan Israel, seperti dilansir AFP dan Reuters, menerobos lebih jauh ke dalam wilayah Lebanon dan menghadapi perlawanan sengit Hizbullah, Sabtu, sementara serangan udara menewaskan sebanyak 20 orang. Tentara Israel menerobos ke arah barat ke Ghandouriyeh, desa yang terletak 11 kilometer di dalam wilayah Lebanon, penerobosan paling jauh, kata beberapa sumber keamanan Israel. Hizbullah menyatakan kelompok pejuang Syiah Lebanon tersebut menyergap tentara Israel di sana. Serangan udara di Lebanon selatan menewaskan sampai 15 orang di desa Rshaf dan empat warga sipil di Kharayeb, kata beberapa sumber keamanan. Serangan di Lembah Bekaa menewaskan satu orang. Bom Israel juga menghantam pinggir kota Beirut, jalan di Lebanon utara, tiang listrik di dekat Sidon, jalan raya Beirut-Damaskus dan kota Tyre di Lebanon selatan, kata beberapa saksi mata dan sumber keamanan. Sedikitnya 1.061 orang di Lebanon dan 124 orang Yahudi telah tewas dalam perang tersebut, yang meletus setelah pejuang Hizbullah menangkap dua prajurit Israel dalam serangan lintas-perbatasan pada 12 Juli.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006