Jakarta (ANTARA News) - Mata uang rupiah pada Kamis pagi terapresiasi sebesar 180 poin terhadap dolar AS setelah kesepakatan pemerintah Amerika Serikat untuk menaikkan batas atas utangnya.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi bergerak menguat sebesar 180 poin menjadi Rp11.015 dibanding posisi sebelumnya Rp11.195 per dolar AS.

"Rupiah yang kemarin melemah ke level Rp11.195 per dolar AS kembali menguat pagi ini. Kesepakatan AS untuk menaikkan batas atas utangnya disambut positif pasar keuangan," kata pengamat pasar uang Samuel Sekuritas, Rangga Cipta, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, penguatan mata uang domestik itu seiring dengan tren dolar AS yang kembali melemah terhadap mayoritas nilai tukar global.

Ia menambahkan setelah sentimen AS terkait pagu utangnya yang cenderung mereda untuk sementara waktu, fokus pasar akan kembali ke arah kapan pengurangan stimulus keuangan bank sentral AS (the Fed) akan dilakukan.

"Fokus pasar akan ke perkembangan data ekonomi AS. Bernanke yang akan hengkang dari the Fed di penghujung tahun dan tendensi kebijakan dari Yellen sebagai penggantinya juga patut diperhatikan," kata dia.

Ia memproyeksikan bahwa untuk pergerakan mata uang domestik pada Kamis ini diperkirakan di kisaran Rp10.900--Rp11.100 per dolar AS.

Sementara itu Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan Senat AS yang mendukung untuk mengakhiri penghentian kegiatan pemerintah AS dan menaikkan batas utang, meredam permintaan untuk aset mata uang yang dinilai aman.

Selain itu, lanjut dia, optimisme pasar terhadap ekspektasi pertumbuhan ekonomi China juga menjadi salah satu pendorong mata uang negara berkembang berada dalam area positif, termasuk rupiah.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2013