Jakarta (ANTARA News) - Status ekonomi boleh rendah tapi soal kepemilikan alat komunikasi seperti telepon rumah dan telepon genggam, para keluarga miskin ini tidak mau kalah. Hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) 2005 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa dua persen rumah tangga (RT) miskin atau dua dari 100 RT miskin di Indonesia memiliki telepon rumah dan telepon genggam (HP). Menurut Kepala BPS Rusman Heriawan di Jakarta, Senin, 7,7 juta dari 58,8 juta RT (13,11 persen) sudah memiliki telepon rumah dan 6,6 juta di antaranya merupakan RT di perkotaan. Sedangkan 11,7 juta RT (19,96 persen) sudah memiliki HP dengan jumlah terbesar terdapat di perkotaan, mencapai hampir 9 juta RT. "Artinya RT yang mempunyai HP itu lebih banyak daripada RT yang punya telepon rumah," jelasnya. Sedangkan perbandingan jumlah RT yang memiliki telepon rumah antara RT miskin dan tidak miskin adalah 0,5 juta berbanding 7,2 juta, dan yang memiliki HP adalah 1 juta berbanding 10,7 juta. Dan dari 100 RT miskin terdapat 2 RT yang memiliki telepon rumah juga HP Persentase RT yang mempunyai telepon sebagian besar berasal dari RT dengan sumber penghasilan sebagai buruh/karyawan, yaitu 4,5 juta RT (57,87 persen) dari 7,7 juta RT. Kemudian diikuti oleh RT dengan sumber penghasilan sebagai pengusaha (33,55 persen) dan penerima pendapatan (8,57 persen). Dia mengatakan pola yang sama juga terlihat pada RT yang memiliki HP. 59,24 persen berasal dari RT dengan penghasilan utama sebagai buruh/karyawan, dan 34,08 persen dari RT dengan sumber penghasilan sebagai pengusaha. Dari sisi wilayah, jumlah RT yang banyak memiliki telepon rumah adalah Provinsi Jawa Barat (1,653 juta RT), Provinsi Jawa Timur (1,486 juta RT) dan DKI Jakarta (0,946 juta RT). Sedangkan secara persentase, Provinsi DKI Jakarta mencatat 38,55 persen, Provinsi Kepulauan Riau (22,93 persen) dan Provinsi Banten (22,23 persen. Jumlah RT yang banyak memiliki HP terdapat di Provinsi Jawa Barat (2,276 juta RT), Provinsi Jawa Timur (1,680 juta RT), dan DKI Jakarta (1,227 juta RT). Namun secara persentase, Provinsi Kepulauan Riau tercatat (53,49 persen), DI Yogyakarta (39,14 persen), dan Provinsi Kalimantan Timur (36,42 persen). Sekitar 2,2 juta RT dari 58,8 juta RT (3,68 persen) memiliki komputer dan 2 juta berada di perkotaan. Dan 27 persen dari 2,2 juta itu menggunakan akses internet. Selanjutnya dari 58,8 juta RT tersebut, baru 3,66 persen RT mengakses internet baik di warnet, kantor, sekolah, dan tempat lainnya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006