Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 60 persen wilayah di Indonesia beserta kota-kotanya diperkirakan berada di wilayah patahan yang rawan gempa, kata Deputi Survei Dasar dan Sumbar Daya Alam Bakorsurtanal, Dr Aris Poniman. "Patahan Semangko saja memanjang dari Aceh sampai Lampung sepanjang 1.650 km, berarti hampir semua kota di Sumatera rawan gempa," katanya di Cibinong, Jawa Barat, Senin. Kota-kota yang paling bebas patahan dan gempa, lanjut dia, hanya di Kalimantan, sementara area lainnya tidak bebas patahan atau paling sedikit jika ada gempa di sekitar area patahan maka juga akan terkena getarannya, ujarnya. Sementara itu, Kabid Geodinamika Cecep Subarya mengatakan, selain patahan Sumatera, patahan aktif yang perlu diwaspadai di Jawa adalah patahan Cimandiri yang membelah Pelabuhan Ratu hingga Cibadak, Sukabumi. Patahan lain seperti patahan Ciputat tidak aktif, juga patahan Opak, Bantul yang sebenarnya menjadi aktif karena pengaruh gunung Merapi, ujarnya. Patahan lain yang berbahaya, lanjut Cecep, cukup banyak di kawasan Nusa Tenggara misalnya patahan Flores, di Sulawesi, seperti patahan Palu, Gorontalo dan Matano dan yang paling mengerikan adalah patahan yang memanjang di Irian Jaya misalnya patahan Tarera Audina yang memanjang dari Kepala Burung hingga pegunungan Jaya Wijaya. "Patahan yang menjalar di Irian ini paling berbahaya dan sering menimbulkan gempa, tapi korban tak spektakuler berhubung infrastruktur masih sederhana dan penduduk belum terlalu padat," katanya. Dengan melihat kondisi ini, ujar Aris, Pemda diminta untuk lebih waspada dalam mengatur tata ruang wilayahnya dengan tidak mendirikan bangunan dengan spesifikasi yang buruk. "Kalau itu tak dilaksanakan, maka seteliti apapun pemetaan wilayah percuma saja," katanya.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006