Padang (ANTARA News) - Sebanyak 80 petak toko yang berada di Kompleks Pertokoan Atom Center Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat, ludes terbakar pada Sabtu (19/10) sekitar pukul 02.00 WIB ketika sudah ditutup pemiliknya.

"Kobaran api yang menghanguskan sejumlah toko dan salon yang berada di kompleks pertokoan tersebut,"kata Kabid.Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran dan BPBD Padang, Edi Asri, di Padang, Sabtu.

Menurut dia, peristiwa kebarakan tersebut berawal dari salah satu salon yang berada di lantai II Kompleks pertokoan tersebut.

"Api kemudian menjalar ke salon serta toko saling berdekatan yang berada di lantai II kompleks tersebut,"ujar dia.

Berdasarkan data serta keterangan saksi sementara dilokasi kejadian, tambah Edi Asri peristiwa kebarakan yang menghanguskan puluhan petak toko tersebut itu diduga akibat konsleting arus pendek dari salah satu slon yang ada di lantai II Kompleks Pertokoan Atom Center Imam Bonjol.

Petugas pemadam kebakaran kesulitan memadamkan api karena ketiadaan sumber air atau hidran di sekitar lokasi kejadian.

"Damkar dan BPBD Padang mengerahkan 38 personel serta 10 unit mobil kebarakan ke lokasi kejadian untuk memadamkan api,"jelas dia.

Dia mengatakan, kepulan asap tebal mempersulit petugas dalam memadamkan yang menghanguskan puluhan petak toko tersebut.

Proses pemadaman sudah berlangsung selama tiga jam, namun kobaran api yang melalap pusat pertokoan berklantai dua itu belum juga dapat diatasi,"kata dia.

Menurut dia, pada saat petugas berusaha memadamkan api, para pedagang di sekitar lokasi kejadian tampak berusaha menyelamatkan barang dagangan mereka karena khawatir kebakaran itu semakin meluas.

"Peristiwa kebakaran tersebut tidak ada korban jiwa, namun pemilik toko maupun salon mengalami kerugian diperkirakan mencapai Rp10 miliar,"ungkap dia.

Kasus kebarakan tersebut telah dilimpahkan kepada pihak kepolisian guna pengusutan penyebab kebakaran hingga menghanguskan puluhan petak toko di Komplek pertokoan Atom Center Imam Bonjol Padang. "Saat ini lokasi kejadian telah dipasangi garis polisi (line police) guna menghindari hal yang tidak diinginkan,"ujar Edi Asri.

Pewarta: Derizon Yazid
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2013