Rachmad-lah yang di Jakarta, pada Jumat lalu (18/10), mengeluarkan tudingan menyatakan Budisantoso yang dijadualkan menjadi pembicara diskusi itu, dijemput personel Badan Intelegen Negara (BIN).
"Terkait tuduhan tidak benar terhadap BIN yang dilontarkan moderator, M Rachmad, pada acara diskusi di ormas PPI, seharusnya yang bersangkutan bersikap ksatria minta maaf dan mengakui kesalahannya, bukan malah bersembunyi," kata Suyanto, kepada ANTARA News, di Jakarta, Minggu.
Suyanto menambahkan, karena Rachmad sudah menyampaikan tuduhan di depan publik, maka sudah seharusnya meminta dia juga meminta maaf di depan publik.
"Terkait tuduhan tidak benar terhadap BIN yang dilontarkan moderator, M Rachmad, pada acara diskusi di ormas PPI, seharusnya yang bersangkutan bersikap ksatria minta maaf dan mengakui kesalahannya, bukan malah bersembunyi," kata Suyanto, kepada ANTARA News, di Jakarta, Minggu.
Suyanto menambahkan, karena Rachmad sudah menyampaikan tuduhan di depan publik, maka sudah seharusnya meminta dia juga meminta maaf di depan publik.
"Yang bersangkutan, harus dengan berani muncul ke publik untuk mengatakan bahwa pernyataannya itu tidak benar, karena pernyataan yang dia sampaikan juga di depan publik," kata Djoko.
Sebelumnya, Jumat lalu (18/10), Rachmad menuduh BIN telah menjemput Budisantoso dijemput BIN sesaat sebelum diskusi di Rumah Pergerakan PPI, Duren Sawit, Jakarta.
Sebelumnya, Jumat lalu (18/10), Rachmad menuduh BIN telah menjemput Budisantoso dijemput BIN sesaat sebelum diskusi di Rumah Pergerakan PPI, Duren Sawit, Jakarta.
Dari tudingan yang merebak ke mana-mana itu, Kepala BIN, Marciano Norman, kontan menggelar konferensi pers di Kantor BIN, Pejaten, Jakarta Selatan, semalam.
BIN, kata Norman, tidak ada kepentingan apapun untuk menjemput Budhisantosa. Bahkan, konfirmasi terakhir menyatakan Budhisantosa ada di Pontianak, dalam keadaan sehat walafiat, tidak kekurangan apapun.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2013