Yerusalem (ANTARA News) - Balatentara Israel menembak lima pejuang Hizbullah, menewaskan sedikit-dikitnya satu di antaranya, di Libanon selatan hari Senin sesudah gencatan senjata resmi berlaku, kata tentara Israel. Wanita jurubicara tentara menyatakan serdadu di empat kejadian terpisah yakin terancam oleh pejuang itu dan mulai menembak. Ia menyatakan lima pejuang Hizbullah ditembak balatentara Israel dan dipastikan bahwa satu di antara gerilyawan itu tewas. Sementara itu, jurubicara lain balatentara Israel menyatakan serdadunya membunuh sedikit-dikitnya empat pejuang Hizbullah sesudah kesepakatan penghentian kekerasan di Libanon selatan berlaku hari Senin. "Sedikit-dikitnya, empat pejuang Hizbullah tewas oleh tentara di empat pertempuran terpisah," kata jurubicara itu, "Dalam setiap kejadian, tentara mulai menembak ketika orang bersenjata itu mendekat." Mereka merupakan korban pertama sejak gencatan senjata, yang diperantarai Perserikatan Bangsa-Bangsa mulai berlaku pada pukul 05.00 GMT (12.00 WIB) hari Senin, antara negara Yahudi itu dengan kelompok Syiah Libanon tersebut. Kendati menerima resolusi itu, Hizbullah berjanji tetap berjuang sampai serdadu terahir Israel meninggalkan Libanon dan Perdana Menteri Israel Ehud Olmert berjanji akan memburu pemimpim pejuang tersebut. Balatentara Israel sebelum gencatan senjata itu menyatakan akan menghentikan gempuran, tapi akan mempertahankan pasukan di Libanon selatan. Serdadu Israel masuk Libanon sesudah pejuang Hizbullah menawan dua tentara negara Yahudi itu dalam serangan lintas batas pada 12 Juli. Komandan pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libanon hari Senin mengadakan pertemuan gabungan dengan perwira tentara Libanon dan Israel untuk membahas penarikan serdadu Israel dari Libanon selatan dan penempatan tentara Libanon di wilayah itu, kata jurubicara badan dunia tersebut. "Panglima Unifil Jenderal Alain Pellegrini telah bertemu dengan wakil utama tentara Libanon dan Israel pada siang tadi (pukul 16.00 WIB)," kata jurubicara Perserikatan Bangsa-Bangsa Milos Struger dalam pernyataannya. "Mereka membahas penarikan balatentara Israel dan penempatan pasukan Libanon di Libanon selatan," katanya dikutip media transnasional. Mereka juga membicarakan pelaksanaan kesepakatan gencatan senjata, yang diprakarsai Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menghentikan kekerasan mulai pukul 12.00 WIB hari Senin, katanya. Kesepakatan itu sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa nomor 1701, yang disetujui dengan suara bulat pada hari Jumat, dan yang menyeru penghentian sepenunya kekerasan, penempatan pasukan Libanon dan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Libanon selatan dan penarikan balatentara Israel dari wilayah itu secara bersamaan.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006