Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR Hidayat Nurwahid berpendapat, ancaman interupsi yang dilakukan anggota DPR dalam sidang paripurna DPR, Rabu (16/8) merupakan peringatan kepada Presiden agar tidak menampilkan pidato yang terlalu normatif sehingga pidato itu perlu menggambarkan apa adanya dan berdasarkan fakta. "Saya bisa memahami kalau kawan-kawan (anggota DPR) akan melakukan interupsi. Itu hanya semacam warning agar pidato itu bukan pidato kenegaran biasa yang menampil sisi-sisi normatif saja, tapi betul-betul menampilkan apa adanya, sesuai fakta dan memungkinkan adanya perbaikan dari seluruh pihak melalui mekanisme yang ada," kata Hidayat Nurwahid di sela-sela pembukaan kejuaraan Bulutangkis MPR Cup di Gedung Bulutangkis Asia-Afrika, Jakarta, Senin. Menurut mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, intrupsi yang dilakukan anggota Dewan itu merupakan cara untuk mengingatkan Presiden agar betul-betul bisa merealisasikan harapan masyarakat. "Saya kira ini cara-cara anggota DPR untuk mengingatkan Presiden agar dalam menyampaikan pidato kenegaraannya nanti (Rabu), betul-betul pidato kenegaraan yang merealisasikan apa yang diharapkan masyarakat. Kalau ada proggres ya sampaikan, kalau ada masalah sampaikan kendalanya apa sehingga rakyat dan anggota DPR juga dapat membantu kendalanya apa, kalau ada masalah bisa didialogkan. Itu bisa dilakukan kalau Presiden menyampaikan pidato apa adanya," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006